Phnom Penh(ANTARA News) - Mantan Raja Kamboja, Norodom Sihanouk menyatakan, Minggu, ia takut kembali ke negaranya dan akan tetap berada di luar negeri untuk waktu yang tidak terbatas. Dalam sepucuk surat yang dikirim dari Pyongyang, ibukota Korea Utara, yang ditulis Sabtu dan dipasang di situs beritanya Minggu, mantan raja tersebut mengemukakan ia rindu tanah-airnya, namun harus yakin bahwa jika ia kembali kejadian-kejadian tidak akan memaksanya meninggalkan negaranya lagi. "Saya selalu rindu tanah-air saya dan kerabat tercinta saya, namun saya belum bisa kembali," kata Sihanouk dalam bahasa Khemer, menanggapi surat dari Perdana Menteri Hun Sen hari Jumat yang memintanya pulang ke Kamboja untuk perayaan Tahun Baru Khmer pada April. Ia menyebutkan laporan-laporan anti-Sihanouk di media, baik yang berbahasa Inggris maupun yang bahasa Khmer, selain desas-desus yang beredar setahun lalu bahwa akan ada kerusuhan pada saat kedatangannya ketika ia terakhir kali menyatakan akan pulang. "Kini saya belum berani pulang. Jika saya kembali sekarang, secara pasti sesuatu yang buruk akan terjadi lagi dan saya harus pergi lagi," tulis Sihanouk, seperti dikutip DPA, sambil menambahkan bahwa ia kini telah pensiun. Ia turun takhta pada 2004 untuk mendukung putranya, Pangeran Norodom Sihamoni, dengan menyebutkan alasan usia lanjut dan kesehatan. Sihanouk, yang berusia 84 tahun pada tahun ini, menjalani perawatan medis di Cina karena sejumlah gangguan kesehatan, termasuk diabetes dan kanker perut, namun akhir-akhir ini memindahkan markasnya ke Korea Utara karena alasan-alasan yang tidak dijelaskan para pembantunya. Sebelumnya Minggu, partai politik kerajaan Funcinpec mengumumkan dalam sepucuk surat bahwa ketuanya dan salah seorang putra Sihanouk, Pangeran Norodom Ranariddh, telah mengundurkan diri dari posisinya sebagai ketua Dewan Nasional karena "ia ingin meluangkan banyak waktu bersama masyarakat pemilihnya". (*)

Copyright © ANTARA 2006