Pasar minyak diperkirakan akan tetap ketat karena sisi pasokan akan terus menceritakan kisah tentang persediaan yang rendahSingapura (ANTARA) - Harga minyak melayang lebih tinggi di sesi Asia pada Rabu sore, mengantisipasi laporan persediaan minyak AS yang rendah, sementara ekspektasi permintaan yang kuat di musim mengemudi mendatang juga memberikan dukungan.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus terangkat 40 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 120,97 dolar AS per barel pada pukul 06.49 GMT setelah ditutup pada Selasa (7/6/2022) di level tertinggi sejak 31 Mei.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli diperdagangkan di 120,01 dolar AS per barel, naik 60 sen atau 0,5 persen, setelah mencapai penyelesaian tertinggi sejak 8 Maret di sesi sebelumnya.
Para analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan data untuk minggu lalu menunjukkan penarikan lain dari persediaan minyak mentah AS, meskipun stok bensin dan sulingan bisa naik lebih tinggi.
"Pasar minyak diperkirakan akan tetap ketat karena sisi pasokan akan terus menceritakan kisah tentang persediaan yang rendah. Persediaan minyak mentah kemungkinan akan mencatat lebih banyak penarikan karena musim mengemudi dan liburan memanas," kata analis OANDA Edward Moya dalam sebuah catatan.
Baca juga: Harga minyak naik tipis di Asia, pasar abaikan keputusan OPEC+
Namun angka dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah dan produk minyak AS naik minggu lalu.
Badan Informasi Energi AS (EIA) akan melaporkan tingkat stok minggu lalu pada Rabu pukul 14.30 GMT.
Bank Dunia pada Selasa (7/6/2022) memangkas perkiraan pertumbuhan globalnya untuk 2022 hampir sepertiga, memperingatkan bahwa invasi Rusia ke Ukraina telah menambah kerusakan akibat pandemi COVID-19, dan bahwa banyak negara sekarang menghadapi resesi.
Sementara itu pasokan minyak mentah dan produk minyak global tetap ketat, meningkatkan margin penyulingan minyak diesel Asia ke level rekor, karena sanksi Barat menghambat ekspor dari produsen utama Rusia.
CEO pedagang komoditas global Trafigura mengatakan harga minyak bisa segera mencapai 150 dolar AS per barel dan naik lebih tinggi tahun ini, dengan kehancuran permintaan kemungkinan pada akhir tahun.
Sebagian besar kilang secara global sudah mendekati kapasitas untuk memenuhi permintaan yang meningkat dari pemulihan pandemi dan untuk menggantikan pasokan Rusia yang hilang.
Baca juga: Rusia naikkan ekspor minyak dari pelabuhan Timur, imbangi larangan UE
Analis JP Morgan memperkirakan bahwa Rusia telah memotong sekitar 500.000 hingga 700.000 barel per hari ekspor produk minyak, karena sekarang menemukan pemasaran bahan bakar lebih sulit daripada pemasaran minyak mentah.
"Kecuali jika kapasitas baru Timur Tengah datang lebih cepat dari yang kami harapkan atau China memutuskan untuk menaikkan batas ekspor produknya, kekurangan produk bersih hanya akan bertambah buruk karena permintaan bahan bakar transportasi meningkat selama musim panas di belahan bumi utara," kata mereka dalam sebuah catatan.
Pada Selasa (7/6/2022), China menambah kuota ekspor produk batch pertama yang bertujuan untuk mengurangi persediaan domestik yang tinggi, yang telah meningkat karena penguncian pandemi telah mengurangi permintaan. Meskipun ada penambahan kuota terbaru, volume mereka tetap jauh lebih rendah dari tahun lalu.
"Kami tidak melihat dampak yang berarti untuk mengurangi keketatan minyak diesel saat ini tetapi akan mengawasi kemajuan awal dari penyulingan baru seperti Petronas RAPID dan Kuwait Al-Zour," kata analis Citi Oscar Yee dalam sebuah catatan.
Baca juga: Brent naik di atas 120 dolar setelah Saudi naikkan harga minyak mentah
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022