"Saat ini semua warga yang rumahnya berada tepi pantai mengungsi. Soalnya angin sangat kencang dan ombak besar, hingga masuk ke rumah-rumah warga," kata salah seorang warga di wilayah itu Nariyono, Kamis malam.
Ombak besar yang disertai angin kencang di pesisir pantai utara Pamekasan itu menurut Nariyoni biasanya memang terjadi pada malam hari.
Puluhan rumah warga yang tinggal di sepanjang pesisir pantai di wilayah tersebut telah rusak, bahkan sebanyak tujuh unit rumah roboh dan nyaris rata dengan tanah.
"Yang jelas kalau malam hari, sepanjang pesisir pantai utara ini seperti desa mati, karena semua penduduknya mengungsi," katanya menjelaskan.
Mereka kembali ke rumahnya saat angin mulai reda dan air laut surut. Ombak besar disertai angin kencang di wilayah pantai utara Pamekasan, Kamis (12/1) malam itu terjadi sejak sekitar pukul 20.00 WIB hingga pukul 23.30 WIB.
Ketinggian ombak di wilayah itu mencapai sekitar tiga meter dan air laut memasuki rumah-rumah warga di tiga dusun di Desa Tolontoraja, Kecamatan Pasean, Pamekasan.
Menurut Kepala Desa Tolontoraja Didik Darmadi, jumlah rumah rusak yang dilaporkan ke aparat desa setempat sudah terdata sebanyak 68 unit rumah, tersebar di tiga dusun. Masing-masing Dusun Lebak Timur sebanyak 26 rumah, Lebak Barat 35 unit, dan Oro Timur tujuh unit.
Ombak besar menghantam rumah-rumah penduduk di wilayah itu, akibat adanya praktik penambangan pasir liar oleh oknum warga.
Pada masa lalu, jarak rumah mereka dengan bibir pantai sekitar 100 meter. Akan tetapi, setelah aktivitas penambangan pasir, jarak rumah mereka dengan bibir pantai tinggal sekitar lima meter. sehingga jika terjadi angin kencang disertai ombak besar, air laut langsung menghantam rumah-rumah mereka. (ANT)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012