Lombok, NTB (ANTARA) - Pakar kesehatan, Profesor Tjandra Yoga Aditama mengatakan berbagi informasi dan data patogen harus dilakukan demi mencegah pandemi di masa depan.

Menurutnya, berbagi data antarnegara harus dilakukan karena tidak akan bisa menghadapi pandemi global kalau data penyebabnya tidak tersebar.

Profesor Tjandra di sela agenda Health Working Group kedua di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Rabu, menyarankan pemerintah untuk mengetahui peruntukan data yang dibagikan ke negara lain.

"Berbagi data perlu dilakukan dengan syarat kepentingan nasional harus tetap dijaga," kata mantan Direktur WHO Asia Tenggara itu.

Baca juga: Kolaborasi riset antarnegara perkuat surveilans pandemi masa depan

Health Working Group kedua mendorong adanya berbagi data antarnegara, terutama data yang berhubungan dengan pandemi.

Penguatan mekanisme berbagi data terpercaya bertujuan memberikan insentif bagi kesehatan masyarakat global yang kuat. Sebagai contoh dengan menggunakan platform berbagi data universal (model GISAID) memungkinkan semua negara G20 untuk berkomunikasi dan berbagi informasi serta data, tidak hanya untuk pandemi saat ini, tetapi juga pada patogen global lainnya yang memiliki potensi pandemi di masa depan.

Diharapkan pertemuan Health Working Group kedua dapat memperoleh persetujuan oleh seluruh negara anggota G20 untuk mengakui penggunaan GISAID sebagai platform universal.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kemenkes Kunta Wibawa Dasa Nugraha merekomendasikan GISAID (Global Initiative on Sharing ALL Influenza Data) sebagai platform bersama berbagi data dan informasi pada patogen yang memiliki potensi pandemi.

"Kita sudah melihat seluruh platform yang ada, yang sama dengan GISAID. Jadi berbagai macam platform di dunia, GISAID yang paling pas," ujarnya.

Baca juga: Menkes se-ASEAN setuju bentuk ACPHEED untuk hadapi pandemi masa depan
Baca juga: Jokowi ajak perkuat kemitraan ASEAN dan AS demi antisipasi pandemi
Baca juga: Akademisi: Transformasi kesehatan jadi kunci hadapi pandemi masa depan

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022