Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono mengatakan diperlukan diversifikasi pasar untuk mengantisipasi dampak krisis Eropa terhadap perkembangan sektor Pariwisata.
Wapres Boediono mengemukakan hal itu dalam sambutan pembukaan ASEAN Tourism Forum di Manado, Kamis, dan menambahkan krisis yang masih melanda Eropa akan berdampak terhadap sektor pariwisata.
"Krisis kali ini telah memukul negara-negara Eropa dan juga AS membuat meningkatnya jumlah pengangguran di negara-negara tersebut," katanya.
Padahal kontribusi turis Eropa dan AS dalam sektor Pariwisata sangat tinggi. "Faktanya Eropa merupakan pasar terbesar pariwisata di kawasan. Tapi saat ini Eropa sedang bermaslah," kata Wapres.
Untuk itu, Wapres meminta perlu adanya diversifikasi pasar pariwisata.
Ia menilai perekonomian Asia yang terus tumbuh dan pasar-pasar yang kini tengah berkembang dapat menjadi salah satu tumpuan untuk mengganti pasar dari Eropa yang kemungkinan akan tergerus akibat krisis.
Ia memberikan contoh, 43 persen turis di Kawasan ASEAN merupakan dari dalam ASEAN sendiri. Dan 2/3 nya berasal dari kawasan ASEAN plus China, Korea, Japan, India, Australia and Selandia Baru.
"Dengan pertumbuhan ekonomi masih cukup kuat, yang mendorong pertumbuhan kelas menengah membuat pasar di Asia menjadi salah satu tumpuan baru industri pariwisata," katanya.
Wapres menambahkan diperlukan peningkatan kerjasama yang selaras antar negara ASEAN dalam mengembangkan sektor pariwisata. Diantaranya dengan mengimpelementasikan rencana strategi pariwisata ASEAN.
"Yang kita inginkan bukan hanya masuknya turis tapi juga kualitas dan keberlanjutan turisme," katanya.
Wapres juga mengimbau peningkatan kerja sama tersebut juga diikuti pemberlakuan bebas visa antarnegara ASEAN dan visa bersama yang telah disepakati sebelumnya.
Wapres menyakini sektor pariwisata di ASEAN akan terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi di Asia yang masih kuat.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal World Tourism Organization Thaleb D Rifai juga meminta negara-negara di ASEAN waspada terhadap krisis ekonomi di Eropa.
Ia mengungkapkan adanya dampak dari krisis Eropa terhadap pariwisata kemungkinan akan dirasakan.
Namun pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan semakin tingginya minat untuk berpergian akan menjadi harapan dalam industri ini.
Ia tetap menyakini pariwisata ASEAN akan tetap tumbuh. "Pariwisata merupakan salah satu sektor yang masih tahan terhadap krisis," katanya.
Ia menjelaskan, dalam 2011 meski Eropa dilanda krisis dan pertumbuhan dunia terus melambat, pariwisata mampu tumbuh empat persen. Sedangkan di ASEAN pariwisata tumbuh lebih cepat sebesar sembilan persen.
(T.M041)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012