Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan peletakan batu pertama pembangunan PT Rumah Keramik Indonesia (PT RKI) yang merupakan proyek penanaman modal dalam negeri (PMDN) pertama di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah, Selasa (7/6).

Pabrik keramik yang akan dibangun di lahan seluas 13,4 hektare itu merupakan proyek penanaman modal dalam negeri (PMDN) pertama yang melakukan groundbreaking di KIT Batang.

Dengan adanya groundbreaking proyek senilai Rp1,5 triliun dan diperkirakan dapat menciptakan kurang lebih 1.000 lapangan pekerjaan itu, Bahlil menegaskan bahwa investasi di Indonesia tidak hanya dari penanaman modal asing (PMA) saja, akan tetapi juga kontribusi dari penanaman modal dalam negeri (PMDN).

"PT RKI ini merupakan PMDN pertama yang melakukan groundbreaking. Ini menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia menuju satu babak baru untuk menjadi pemain di negerinya sendiri. Jadi tuan di negerinya sendiri," katanya lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Tembus target, realisasi investasi 2021 capai Rp901,02 triliun

Bahlil menjelaskan pembangunan proyek tersebut akan berkontribusi dalam mengurangi substitusi impor. Ia pun mendorong PT RKI untuk nantinya dapat meningkatkan kapasitas produksinya, mengingat belum dapat terpenuhinya kebutuhan dalam negeri saat ini.

"Jangan ragu untuk investasi keramik, karena pembangunan selalu naik baik di Jawa maupun Luar Jawa. Pertumbuhan dan permintaan bahan bangunan akan selalu naik. Kebutuhan dalam negeri saja masih impor," imbuhnya.

Bahlil juga menyampaikan bahwa selain tax allowance yang telah diberikan, Kementerian Investasi/BKPM juga akan memberikan fasilitas pembebasan pajak atas impor barang mesin yang diperlukan oleh PT RKI serta terkait dengan pasokan dan penetapan harga gas di KIT Batang.

Hal ini merupakan wujud komitmen pemerintah dalam mendukung pengusaha lokal dalam membangun investasinya di negeri sendiri.

Baca juga: Menteri Bahlil ditunjuk jadi Ketua Satgas Percepatan Investasi

Direktur PT RKI Surya Handoko menyampaikan apresiasinya atas dukungan Kementerian Investasi/BKPM dan Kementerian/Lembaga (K/L) terkait lainnya sehingga dapat terlaksana rencana pembangunan PT RKI di KIT Batang, Jawa Tengah ini.

Pembangunan PT RKI ini merupakan wujud dukungan perusahaan selaku PMDN dalam berkontribusi pada program substitusi impor sebesar 35 persen dan mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan dalam negeri.

Pabrik keramik itu direncanakan akan mulai berproduksi secara komersial pada bulan Februari 2023 mendatang.

"Kami percaya pemerintah akan mengupayakan strategi khusus yang komprehensif dalam rangka perlindungan dan keberlangsungan industri keramik secara nasional," ujar Surya.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Investasi/Kepala BKPM juga menyaksikan secara langsung Penandatanganan Komitmen Kerjasama Usaha Bersama antara PT RKI dengan beberapa pelaku usaha lokal/UMKM.

Penandatanganan komitmen kerja sama ini dibuat sebagai bentuk dukungan dari para pelaku usaha lokal/Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap pembangunan pabrik keramik PT RKI dengan total nilai Rp385 triliun.

Ada pun nilai ekspor produk keramik Indonesia pada tahun 2021 sebesar 373,5 juta dolar AS atau meningkat sebesar 36,0 persen dibanding tahun 2020. Sementara nilai impor produk keramik pada tahun 2021 sebesar 697,6 juta dolar AS atau meningkat sebesar 41,9 persen dibanding tahun sebelumnya.

Baca juga: Presiden apresiasi BKPM terus lakukan percepatan proses investasi

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022