Yogyakarta (ANTARA) - Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada mendukung rencana pembangunan reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) di Indonesia bernama Thorium Molten Salt Reactor atau TMSR-500.
"Meninjau kembali rencana pemerintah untuk mewujudkan target net zero emission (NZE) tahun 2060, energi nuklir dikategorikan sebagai Energi Baru Terbarukan, tentunya hal ini merupakan sebuah peluang besar untuk kita semua," kata Dekan Fakultas Teknik UGM Prof Selo melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa.
FT UGM pada Senin (6/6) telah menyepakati kerja sama dengan PT. ThorCon Power Indonesia untuk penilaian keselamatan dari salah satu reaktor nuklir generasi IV yang direncanakan akan dibangun di Indonesia dengan daya 500 MW (TMSR-500).
Baca juga: Mahasiswi UGM membuat formula penetral bau sampah dari cairan lindi
Penilaian Keselamatan Tingkat Tinggi dari Desain Keselamatan TMSR-500 merupakan kegiatan yang disyaratkan oleh pemerintah melalui rekomendasi Kemenko Maritim dan Investasi sebagai konsideran rencana pembangunan PLTT di Indonesia.
Reaktor TMSR-500, menurut dia, merupakan inovasi teknologi pembangkitan listrik tenaga nuklir yang akan menjawab kebutuhan energi Indonesia dengan sumber energi non-intermiten yang bebas karbon.
"Berbiaya rendah, dan memiliki keselamatan tinggi, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil yang memiliki volatilitas harga tinggi," kata dia.
Kerja sama tersebut, menurut Selo, merupakan sebuah sejarah bagi FT UGM, khususnya Teknik Nuklir untuk ikut mwujudkan PLTN pertama di Indonesia.
Baca juga: Riset Elderly Project sebut asam amino glutamat bermanfaat bagi lansia
Sebelumnya, ThorCon telah bekerja sama melakukan penilaian keselamatan tingkat tinggi dari desain keselamatan TMSR-500 pada aspek kegempaan, tsunami, banjir, kondisi cuaca ekstrem, dan lainnya bersama sebuah perusahaan konsultan keteknikan independen asal Spanyol, Empresarios Agrupados Internacional (EAI).
Sementara FT UGM ditunjuk untuk melengkapi hasil penilaian yang dilakukan oleh EAI sebelumnya.
"FT UGM nantinya bertugas membuat ringkasan eksekutif yang dikaji bersama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Lalu, hasilnya akan disampaikan kepada pemerintah sebagai rekomendasi dalam menetapkan kebijakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir pertama di Indonesia," ujar dia.
Direktur Operasi PT ThorCon Power Indonesia Bob S. Effendi berharap Fakultas Teknik UGM dapat menjadi center of excellence teknologi Molten Salt Reactor (MSR) di dunia.
"Kedepannya, FT UGM dapat memberlakukan kurikulum pembelajaran dan penelitian yang menitikberatkan pada inovasi pengembangan teknologi MSR sehingga dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan desain TMSR-500 di Indonesia," ujar Bob.
Baca juga: Guru Besar UGM: Masyarakat jangan khawatir berlebih soal cacar monyet
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022