Jakarta (ANTARA/JACX) - Sebuah unggahan akun informatif menampilkan hewan yang diklaim sebagai hasil penggabungan Asam deoksiribonukleat (DNA) dari bebek dan tikus.
Hewan yang ditampilkan dalam unggahan itu sepintas menyerupai tikus. Tapi, hewan itu terlihat dapat berdiri dengan dua kaki layaknya bebek.
Berikut adalah naskah pada unggahan tersebut:
"Beginilah bentuk bebek dan tikus jika DNA nya digabungkan"
Unggahan video akun Instagram @hellofact itu telah dilihat oleh lebih dari 17 ribu pengguna dan disukai lebih dari seribu pengguna lain.
Lantas, benarkah hewan dalam video tersebut merupakan hasil penggabungan DNA bebek dan tikus?
Penjelasan:
Hewan yang ditampilkan dalam unggahan video di Instagram itu bukanlah penggabungan bebek dan tikus, melainkan Jerboa.
Mengutip dari WWF, Jerboa merupakan hewan pengerat kecil dengan telinga panjang yang berasal dari China barat laut dan Mongolia selatan.
Bentuk tubuh Jerboa memang menyerupai tikus, tapi punya telinga panjang seperti kelinci. Moncong mulut hewan itu sepintas mirip babi, dan kaki belakangnya menyerupai kangguru karena panjang.
Video yang diunggah oleh kanal YouTube Wonder World pada 16 Desember 2017 itu menggambarkan bagaimana Jerboa hidup dan bergerak.
Melansir Britannica.com, Jerboa bertubuh panjang sekira lima hingga 15 cm dan ekor dengan panjang tujuh hingga 25 cm.
Jari-jari kaki belakang Jerboa berjumlah tiga sampai lima. Semua spesies memiliki kaki depan yang pendek dan kaki belakang yang sangat panjang. Ekornya sering berumbai.
Bulu lebat Jerboa memiliki tekstur seperti sutra atau beludru dan berwarna terang, biasanya cocok dengan habitat hewan tersebut.
Degan demikian, klaim unggahan video yang menampilkan hewan yang diklaim sebagai gabungan DNA bebek dan tikus adalah hoaks atau salah.
Klaim: Penampakan hewan hasil DNA gabungan bebek dan tikus
Rating: Hoaks atau salah
Cek fakta: Hoaks! Video tampilkan dinosaurus terlahir kembali
Cek fakta: Hoaks! Binatang tanda hari kiamat telah muncul
Baca juga: UI: Vaksin DNA masuk tahap uji imunitas pada hewan coba
Pewarta: Tim JACX
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2022