Jayapura (ANTARA) - Ilmuwan Universitas Cenderawasih Hiskia Sapioper mendukung kembali diajarkannya Pancasila mulai tingkat sekolah dasar (SD) hingga menengah atas (SMA) bahkan Perguruan Tinggi.

"Saya sangat setuju Pancasila kembali diajarkan di sekolah hingga perguruan tinggi mengingat nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yang dapat diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Hiskia kepada Antara, Selasa di Jayapura.

Dosen S1 dan S2 di jurusan administrasi publik Uncen mengatakan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila saling berkaitan yang dijabarkan dalam 45 butir Pancasila sehingga bukan hanya menjadi perekat tetapi juga pemersatu.

Apalagi Indonesia khususnya Papua memiliki ratusan suku sehingga dengan memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila maka rakyat makin sejahtera.

Baca juga: Menhan ingatkan masyarakat jaga Pancasila untuk cegah perpecahan

Baca juga: Menhan: Tingkatkan pertahanan negara jaga masa depan bangsa

Penjabaran nilai-nilai Pancasila sudah sangat jelas dari kelima sila termasuk dalam menjalankan ibadah sesuai agama yang dianut.

Pemerintah sendiri, kata Hiskia, sudah banyak memberikan perhatian dengan kebijakan memberikan otonomi khusus guna mensejahterakan masyarakat di Papua.

"Pancasila itu sebagai ideologi, dasar, pegangan dan pandangan hidup yang bersifat universal sehingga sikap hidup dan tindakan kita harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila," kata Hiskia.

Menurutnya, nilai-nilai Pancasila harus terus diajarkan hingga membentuk sikap hidup dalam berbangsa dan bernegara sehingga saat mau bertindak anarkis dia akan ingat Pancasila yang mengajarkan tidak boleh bertindak anarkis.

Pancasila sudah menjadi ideologi yang berbeda dengan negara lain karena ideologi di dunia itu ada kapitalis, liberalis dan sosialis sedangkan Pancasila digali dari bangsa kita sendiri dan membentuk sikap kita dalam kehidupan sehari-hari hingga tidak keluar dari sila-sila yang ada di Pancasila.

"Mari kita budayakan slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila," kata Hiskia.*

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022