Lombok (ANTARA) - Negara-negara anggota G20 berkomitmen untuk saling berbagi data dan informasi mengenai persebaran penyakit demi mencegah terjadinya pandemi, kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Kunta Wibawa Dasa Nugraha.
"Secara prinsip mereka nilai penting, pada pengalaman COVID-19 kita harus shares (berbagi) data. Mereka komitmen sharing (membagikan) data dan informasi," katanya dalam konferensi pers di sela pertemuan kedua Health Working Group G20 di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Selasa.
Menurut dia, pembagian data dan informasi mengenai penularan dan persebaran penyakit akan memungkinkan semua negara mengakses dan menganalisis data tersebut.
Ia memberikan gambaran, semakin banyak data dan informasi mengenai penularan penyakit yang disampaikan ke Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) akan semakin banyak pula data dan informasi mengenai suatu penyakit yang dapat dianalisis dari berbagai sisi.
"Seperti cacar monyet dan hepatitis misterius, mereka kan share data lewat GISAID supaya kita tahu apakah di Indonesia ada kasusnya sehingga kita bisa lebih persiapan," katanya.
Ia mengemukakan bahwa pembagian data dan informasi mengenai penyakit penting dalam upaya untuk mencegah kemungkinan terjadinya pandemi pada masa mendatang.
Pada pertemuan kedua Health Working Group G20, Kunta menjelaskan, Indonesia mendorong negara-negara anggota G20 untuk berbagi data dan informasi menggunakan platform GISAID, organisasi bank data influenza di dunia yang berinisiatif mengumpulkan semua data genom virus influenza, termasuk virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Presiden GISAID, Peter Bogner mengatakan bahwa semua orang dapat menggunakan platform GISAID untuk membagikan dan mengakses data persebaran patogen.
"Saya rasa kita semua tak hanya pragmatis tetapi juga optimistis bahwa akan ada lebih banyak gerakan untuk mengatasi persoalan. Saya rasa energi ini akan menjadi kekuatan yang mendorong G20 mencapai kesepakatan," katanya.
Ia menambahkan bahwa organisasinya fokus melacak persebaran patogen yang berpotensi menyebabkan pandemi pada masa mendatang.
Baca juga:
Berbagi data genom untuk hadapi potensi pandemi masa depan
Menkes: Perlu dibentuk platform global berbagi data sekuens genom
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022