Jakarta (ANTARA News) - Kadin Indonesia menilai pemerintah belum memiliki "grand strategy" (strategi besar) industri yang solid dan terpadu serta didukung oleh semua departemen dan instansi terkait. "Belum," ujar Ketua Umum Kadin Indonesia, MS Hidayat, di Jakarta, Minggu, menanggapi pertanyaan apakah pemerintah belum memiliki strategi besar pengembangan industri yang diharapkan dunia usaha. Menurut Hidayat, yang ada sekarang adalah strategi dan kebijakan masing-masing departemen yang memiliki agenda sendiri-sendiri dan tidak terpadu. Ia mencontohkan Departemen Perindustrian ingin mengembangkan industri pengolahan kakao, karena itu diusulkan penerapan pajak ekspor (PE). Namun Departemen Pertanian menolak dan menggenjot produks kakao untuk ekspor. "Karena itu harus ada `grand strategi` yang terintegrasi. Jadi misalnya mana yang mau dipajaki lima tahun lagi dan apakah industrinya betul-betul siap," katanya. Oleh karena itu, Hidayat menilai strategi besar harus dibuat Menko Perekonomian agar didukung departemen dan instansi terkait. Dalam strategi itu, lanjut dia, harus ada pemilihan komoditas dan industri unggulan beserta subsektornya, sehingga pemerintah bisa lebih fokus, misalnya dalam memberi insentif perpajakan. "Yang dimau pemerintah sekarang tidak fokus, semua dia mau," ujarnya. Menurut dia, pihaknya sudah menyampaikan kepada Menperin Fahmi Idris agar fokus pada industri unggulan yang dianggap bisa menjadi pemimpin pasar dunia. Kadin sendiri, kata dia, melihat ada enam sektor yang bisa jadi unggulan, yaitu komponen otomotif, produk pertanian, perkebunan, kehutanan, tekstil, dan garmen. Akibat belum jelas dan fokusnya strategi pemerintah, Hidayat menilai harmonisasi tarif yang diluncurkan pemerintah pada 1 Pebruari 2006 belum ideal, karena harmonisasi tarif harusnya cermin atau turunan dari industri yang ingin dikembangkan. "Tanpa `grand strategy` kita tidak akan menjadi `champion` pada lima atau 10 tahun lagi," ujarnya. Lebih jauh Hidayat mengatakan kekuatan industri di China adalah karena pemerintahnya fokus pada bidang-bidang manufaktur tertentu. "Dia undang investor asing dengan suatu strategi, pada kurun waktu tertentu setelah mereka sendiri siap, dia beri hambatan tarif sehingga industri dalam negerinya berkembang." (*)

Copyright © ANTARA 2006