Washington (ANTARA) - Jumlah pekerja kelas buruh Amerika Serikat (AS) yang meninggal karena COVID-19 tercatat lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang berada di posisi sosial ekonomi lebih tinggi pada 2020, tahun pertama pandemi, menurut penelitian yang dilaporkan oleh The Seattle Times belum lama ini.
Perbedaan yang mengejutkan ini terungkap dalam sebuah penelitian terhadap sekitar 69.000 korban COVID-19 AS berusia antara 25 hingga 64 tahun yang meninggal pada 2020, yang dilakukan oleh sekelompok peneliti dan diterbitkan pada April lalu di International Journal of Environmental Research and Public Health.
Para penulis penelitian itu menemukan bahwa 68 persen kematian yang mereka teliti terjadi dalam kelompok yang dinilai memiliki posisi sosial ekonomi rendah, yang dikategorikan sebagai pekerja berpendidikan sekolah menengah atas.
Sebaliknya, hanya sekitar 12 persen kematian terjadi pada kelompok dengan posisi sosial ekonomi tinggi, yang didefinisikan sebagai pekerja yang setidaknya memiliki gelar sarjana.
Menurut ringkasan penelitian tersebut, karyawan kelas buruh menghadapi "risiko infeksi yang meningkat" dibandingkan dengan pekerja yang dibayar lebih tinggi yang "cenderung memiliki risiko paparan lebih kecil, pilihan untuk bekerja dari jarak jauh, dengan fasilitas cuti sakit yang dibayar dan akses yang lebih baik ke perawatan kesehatan berkualitas," seperti dikutip oleh The Seattle Times.
Pewarta: Xinhua
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022