Bojonegoro (ANTARA News) - Puluhan rumah di Desa Jetak, Kauman, dan Ledokkulon, Kecamatan Kota, Bojonegoro, Jawa Timur, terancam longsor akibat amblesnya tebing Bengawan Solo yang selalu terjadi secara bertahap dari tahun ke tahun.
Terkait dengan kondisi tersebut, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Kasiyanto didampingi Kasi Kesiapsiagaan Sutardjo, di Bojonegoro, Kamis, menyatakan permukiman warga yang terancam longsor yang berada di sepanjang Bengawan Solo di sejumlah lokasi itu, selalu dilaporkan ke Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah.
Alasannya, kata dia, penanganan kerusakan yang terjadi di tebing Bengawan Solo yang mengancam permukiman warga di bawah kewenangan Balai Besar Bengawan Solo di Solo.
"Seperti tanah ambles yang merusak sejumlah rumah warga di Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu, juga sudah kami laporkan agar segera ditangani," kata Sutardjo.
Salah seorang warga Desa Kauman, Kecamatan Kota, Bojonegoro, Saleh (45) mengatakan tebing Bengawan Solo di sini yang selalu ambles panjangnya mencapai tiga kilometer, mulai Kelurahan Jetak hingga Desa Kauman.
Ia yang didampingi ibunya, Ny Lasmi (77) menjelaskan tebing setempat ambles ketika air Bengawan Solo meninggi, kemudian surut. Akibat proses itu, tanah yang ditempati pemukiman warga di daerah setempat, selalu berkurang berkisar 1-3 meter/tahunnya.
"Dalam empat tahun terakhir, sudah ada tujuh rumah di lingkungan kami yang harus pindah, karena tanahnya longsor, " katanya, mengungkapkan.
Ia memastikan longsornya tebing di daerah setempat yang hanya berjarak satu meter dengan kediaman ibunya itu, akan terus bertambah. Padahal, rumah kediaman keluarganya itu, dulu berjarak cukup jauh dengan tebing Bengawan Solo di daerah setempat.
Menurut dia, berbagai usaha untuk mengamankan tebing di dekat rumahnya yang longsor itu, sudah dilakukan baik dengan mengusahakan menanami tanaman. Selain itu, juga menguruk dengan batu, agar longsor tidak bertambah.
"Sudah puluhan batu yang kami manfaatkan untuk menguruk, tapi longsor tetap saja terjadi, " jelasnya.
Ia mengatakan berbeda dengan lokasi tanah di Desa Tulungrejo, Kecamatan Trucuk, yang berada di seberang atau di kiri Bengawan Solo, justru selalu bertambah.
"Istilahnya tanah `nang-nangan`, tanah warga di Tulungrejo, terus bertambah, " katanya.
Menurut dia, warga berharap ada penanganan tebing Bengawan Solo di daerah setempat, dengan membuat pelengsengan, untuk menghindari longsor semakin bertambah. "Kalau tidak ditangani, jelas rumah kami juga rumah warga lainnya, dalam waktu dekat ini harus pindah, " katanya. (SAS/M008)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012