Jadi yang dibawa kabur itu tidak semua, ada sisa yang berserakan di luar mobil.Mataram (ANTARA) - Petugas kepolisian memeriksa perangkat kamera "Closed-Circuit Television" (CCTV) yang merekam pencurian dengan modus "keprok kaca" mobil di depan kantor Sekretariat Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Mataram.
"Iya, rekaman CCTV itu masih kami analisa," kata Kepala Satreskrim Polresta Mataram Komisaris Polisi Kadek Adi Budi Astawa di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa.
Ia pun memastikan bahwa munculnya kasus ini sudah menjadi atensi Polresta Mataram dengan mempercayakan penanganan di bawah kendali Polsek Mataram.
"Karena laporannya masuk di Polsek Mataram, jadi kasus ditangani langsung di sana," ujarnya.
Kepala Polsek Mataram Kompol Elyas Ericson menyampaikan bahwa laporan tersebut berasal dari korban bernama Siswandi yang merupakan Bendahara KONI Mataram.
Dalam aksi "keprok kaca" mobil yang terjadi, Jumat (3/6) sore, pelaku membawa kabur uang tunai senilai Rp190 juta. Uang diambil pelaku dari jok belakang mobil.
"Aksi terjadi ketika korban masuk ke sekretariat. Uang ditinggalkan di dalam mobil," ujar Elyas.
Korban mengetahui kejadian tersebut sesaat setelah mendengar alarm mobil berbunyi. Korban yang bergegas keluar, ujarnya, sempat melihat pelaku kabur dengan membawa tas berisi uang.
"Jadi yang dibawa kabur itu tidak semua, ada sisa yang berserakan di luar mobil," kata dia.
Menurut pengakuan korban, katanya lagi, uang tunai tersebut berjumlah Rp205 juta. Sebelum kejadian, korban mengambilnya dari Bank NTB Syariah di Mataram.
Rencananya, uang itu untuk membayar honor pegawai KONI, atlet dan pelatih yang masuk dalam satuan pelaksana pemusatan latihan daerah.
Usai mengambil uang di bank, kemudian korban pergi ke Sekretariat KONI yang berada di Jalan Amir Hamzah, Kota Mataram. Ketika masuk ke dalam kantor, pencurian itu terjadi.
"Jadi kami menduga korban sudah diikuti pelaku," ujarnya.
Tindak lanjut dari laporan korban, Elyas memastikan pihaknya sudah mengambil langkah penyelidikan. Rekaman CCTV didapatkan dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP).
Dari analisa sementara, ia mengungkapkan bahwa pelaku terindikasi berasal dari luar daerah, karena aksi yang dilakukan dengan cara demikian butuh keahlian dan pengalaman.
"Untuk yang spesialis dari aksi ini di Mataram sudah masuk bui semua. Jadi kami menduga pelakunya baru, orang luar (daerah)," ujar dia pula.
Baca juga: Modus kejahatan "keprok kaca" mobil kembali terjadi di Mataram
Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022