Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR RI Marzuki Alie meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan pemeriksaan terkait renovasi ruang Badan Anggaran yang menghabiskan dana sekitar Rp20 miliar.
"Saya kaget ditanya wartawan tentang renovasi ruang Banggar senilai Rp 20 miliar, lebih kaget lagi setelah sekjen (DPR) mengatakan bahwa itu betul. Karena itu saya minta BPK dan KPK untuk turun tangan dan memeriksa apakah ada yang tidak beres dengan renovasi ruangan itu," ujar Marzuki di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu.
Nilai sebesar itu, menurut Marzuki, sangat tidak wajar dan oleh karena itu KPK dan BPK wajib melakukan penyelidikan apakah ada unsur korupsi di balik renovasi ruangan tersebut.
Apapun ceritanya, menurut Marzuki, harga tersebut sangat tidak wajar. "Kalau dikatakan itu menggunakan barang-barang impor, maka saya nyatakan bahwa itu sangat menyakiti hati rakyat. Kenapa kita tidak utamakan produksi dalam negeri," katanya.
"Katanya ada teknologi tinggi, teknologi apa yang tinggi? Namanya ruang rapat, di seluruh dunia relatif sama, beda-beda tipis," katanya.
Marzuki juga mengaku kaget manakala diinfokan oleh wartawan bahwa renovasi itu sudah hampir selesai dikerjakan. Dia pun mempertanyakan hati nurani teman-teman di sekjen ini.
"Sudah sering saya sampaikan gunakanlah yang memang diperlukan, sesederhana mungkin tapi bermanfaat besar. Sama dengan komputer yang hanya digunakan untuk mengetik, tidak perlu dibeli kompoter yang spesikasinya tingui yang pasti mahal, bila perlu komputer jangkrik, rakitan Glodok sudah cukup, harga hanya Rp3 juta kenapa harus membeli komputer yang spesifikasinya tinggi," katanya.
Dirinya menyatakan akan mengambil tindakan terhadap jajaran sekjen yang terbukti bermain-main dengan proyek ini. Marzuki mengatakan, sebagai Ketua DPR dan Ketua BURT, ia tidak pernah diberi tahu.
(Tz.S023/U002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012