Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah penulis, musikus dan komposer yang tergabung dalam karya "Dari Sebuah Guci" mengajak seluruh masyarakat di Tanah Air bergerak bersama memantabkan pluralisme yang kini dirasakan mulai jauh dari semangat Bhinneka Tunggal Ika.
"Saya percaya, semua ini bisa pulih, ketika kita tidak menyerahkan penyelesaiannya pada orang lain, tapi kita bertanggungjawab paada diri sendiri untuk memulihkan ini dengan langkah-langkah kecil kita," kata Penulis Buku ‘Dari Sebuah Guci’, Muna Panggabean kepada wartawan di Jakarta, Rabu.
Muna Panggabean mengatakan, banyak kejadian-kejadian kecil di sekitar masyarakat yang luput dari perhatian selama ini. Kejadian-kejadian yang akhirnya memicu pertentangan dan menyulut perbedaan.
Namun, katanya, masyarakat cenderung diam dan tidak berupaya untuk mengubahnya bersama-sama.
Gerakan ‘Dari Sebuah Guci’ sendiri, kata ibu rumah tangga ini, akan terus menggelorakan semangat pemulihan Indonesia melalui karya-karyanya. Gerakan yang akan selalu menghidupkan perlunya menyemai semangat pluralisme, menghargai keberagaman di tengah-tengah masyarakat.
"Selama ini kita telah lupa bagaimana kita berbuat untuk sesama," kata Muna Panggabean.
Karya perdana ‘"Dari Sebuah Guci" rencananya akan dipersembahkan kepada masyarakat Indonesia 25 Pebruari mendatang melalui peluncuran sebuah buku berjudul ‘Dari Sebuah Guci’ dan pertunjukkan musikalisasi puisi dengan 22 buah lagu yang melibatkan artis-artis Tanah Air dan luar negeri.
Musikalisasi puisi sendiri digarap oleh komposer Aminoto Kosin dan Andreas Lim. Selanjutnya, buku berseri ‘Dari Sebuah Guci’ dan himpunan lagu akan terus dipublikasikan kepada masyarakat sebagai salah satu upaya menggelorakan semangat pluralisme di Tanah Air di masa mendatang. (*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012