Kepala Pusat Kelaikan Kementerian Pertahanan Marsekal Pertama TNI Mohammad Yani Rudiansyah dikonfirmasi di Sidoarjo, Senin, mengatakan pihaknya harus terlebih dahulu melakukan sertifikasi fasilitas MRO karena pihak yang memesan perbaikan adalah militer.
"Kami melakukan verifikasi dan memeriksa kelaikan di sini dalam rangka untuk peningkatan kemampuan pesawat jenis CN-295. Kebetulan MMF mendapatkan order dari AU Filipina dan kebetulan Filipina memiliki empat pesawat CN-295," ujarnya di sela meninjau fasilitas MRO milik PT MMF.
Ia mengatakan dalam perawatan pesawat milik pemerintah Filipina ini perlu ada kelaikan dari Kemenhan mengingat Puslaik Kemhan memiliki wewenang untuk menyetujui semua fasilitas MRO di Indonesia yang secara khusus untuk kepentingan militer.
"Dalam pemeliharaan ada lima rukun yang harus dipenuhi oleh MRO, yakni fasilitas hangar, workshop, personel, dan special tools, serta dokumentasi dan termasuk maintenance manual. Apakah sudah sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh badan yang ada di Kemenhan," ujar Marsma Yani.
Hasil peninjauan hari ini, menurut Yani, secara sekilas kelengkapan fasilitas yang dimiliki MMF sudah sekitar 75 - 80 persen. Hanya kemampuan lain yang secara detail masih perlu dilakukan pemeriksaan mendalam.
"Peralatan standar sebagai MRO sudah ada, secara basic cleaning, fabrikasi welding dan lainnya mereka sudah punya, dan bengkel penelitian sudah punya, tinggal special tools pesawat yang akan dilihat," katanya.
Ia menjelaskan jika saat ini fasilitas MMF belum lengkap setelah dilakukan pemeriksaan maka pemberian sertifikasi akan ditunda hingga seluruh fasilitas sudah lengkap sesuai standar penerbangan internasional.
"Mudah-mudahan semua terpenuhi tinggal pelaksanaannya kita lihat. Kalau belum lengkap kita pending. Laik belum laik, nanti manajemen diminta untuk melengkapi. Pelaksanaan sertifikasi ini akan dilakukan selama sepekan ke depan," katanya.
Direktur Utama MMF Rowin H. Mangkoesoebroto mengatakan kegiatan verifikasi ini merupakan bagian dari upaya MMF untuk bisa melayani perbaikan pesawat-pesawat militer, khususnya untuk negara-negara sahabat.
"MMF sudah cukup lama membantu perbaikan TNI AL dan TNI AD, kalau untuk AU melaksanakan perawatan dan perbaikan sendiri. MMF juga sudah belasan tahun menangani perawatan pesawat Filipina, Papua Nugini, dan dalam waktu dekat Malaysia juga memercayakan perawatan pesawat ke kami,” ujarnya.
Ia mengatakan MMF juga diminta oleh mitra perawatan pesawat di Morowali serta mengelola hangar milik Flybest Flight Academy di Batam. Kepercayaan itu membuat MMF menjadi satu-satunya MRO yang mencakup 100 persen wilayah udara di Indonesia.
Rowin mengatakan kepercayaan negara-negara sahabat ke MMF makin kuat, kental dan langgeng sebab MMF memiliki kelebihan sebagai MRO, yakni merupakan satu-satunya MRO yang memiliki hangar di Surabaya, Manado dan Biak.
MMF, tambah Rowin, juga telah memiliki lima rukun MRO, yakni fasilitas seperti hangar, workshop, tangga-tangga khusus dan special tools, disusul SDM yang bersertifikasi sesuai tipe pesawat yang akan dirawat, dokumentasi manual sesuai dengan tipe pesawat, training program sesuai tipe pesawat guna menjaga keamanan.
"Kami selalu mengutamakan aspek safety atau keamanan terbang dan pemenuhan dari regulasi, sejauh ini upaya yang kami lakukan sudah sebaik-baiknya," katanya.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2022