Surabaya (ANTARA) - Sejumlah tokoh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menghadiri kenduri di rumah lahir Presiden RI pertama Soekarno atau dikenal Putra Sang Fajar di Jalan Pandean IV/No 40, Peneleh, Kota Surabaya, Jatim, Senin.
"Warisi apinya, jangan abunya. Warisi semangat Bung Karno yang berkobar-kobar mencintai rakyat, kaum marhaen, mencintai Indonesia dengan jiwa dan raga," kata Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat saat menghadiri kenduri di acara puncak peringatan Hari Lahir Bung Karno di rumah kelahiran Putra Sang Fajar.
Selain Djarot, hadir sejumlah tokoh PDI Perjuangan di antaranya anggota DPR RI dan mantan Wali Kota Surabaya Bambang DH, Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya yang juga Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji.
Juga hadir mantan wali kota dan wakil wali kota Surabaya Whisnu Sakti Buana, Sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari, serta sejumlah anggota DPRD Surabaya, dan tokoh agama di antaranya Ketua PD Muhammadiyah Kota Surabaya Hamri Al Jauhari.
Selain dihadiri tokoh PDI Perjuangan, dalam acara tersebut juga dihadiri ratusan kader PDIP Surabaya dari 31 PAC PDIP. Setiap PAC PDIP juga membawa nasi tumpeng, yang dimakan secara bersama-sama dalam momen spesial tersebut.
Djarot memberikan, apresiasi dan terima kasih kepada DPC dan PAC PDIP Surabaya, yang telah menyelenggarakan acara peringatan Hari Lahir Bung Karno di rumah lahir "Putra Sang Fajar" di Pandean ini.
Dari daerah Pandean dan Peneleh ini, kata Djarot, telah lahir tokoh-tokoh bangsa Indonesia. Selain Bung Karno yang menjadi proklamator kemerdekaan Indonesia, ada juga Raden Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto, lalu Menteri Luar Negeri dan Duta Besar RI di PBB, Ruslan Abdul Ghani. Selain itu ada juga WR Soepratman yang menciptakan lagu Indonesia Raya.
"Tidak berlebihan jika Surabaya mendapat gelar Kota Pahlawan. Api nasionalismenya betul-betul menggelora. Bung Karno kecil (catatan: plasenta atau ari-ari) ada (ditanam) di rumah kampung Pandean ini, semangatnya, ajaran-ajarannya, cita-citanya betul-betul jadi panduan bangsa ini, khususnya juga bagi kader-kader PDI Perjuangan," kata dia.
Pada kesempatan itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga mengucapkan terima kasih kepada ibu-ibu yang ada di Pandean dan Peneleh, yang telah memasak dengan resep warisan Bung Karno yakni "Mustika Rasa".
"Ada 20 jenis makanan yang disajikan dan langsung habis. Hal itu menunjukkan jika makanan yang diolah dengan tangan terampil yang diambil dari resep makanan Bung Karno, berbahan yang tumbuh di Indonesia benar-benar makanan yang sehat dan bergizi. Apalagi jika masakan itu diolah dengan hati dan perasaan yang gembira," ujar dia.
Baca juga: Hasto jalani sidang promosi doktor saat Hari Lahir Bung Karno
Baca juga: Fraksi PDIP pertanyakan alasan kenaikan harga tiket Candi Borobudur
Baca juga: Hasto: Pancasila harus menjadi "way of life" rakyat Indonesia
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2022