Solo (ANTARA News) - Cahyono (10)seorang pasien suspect atau terduga flu burung (AI) warga Desa Senggrong Andong Kabupaten Boyolali, Jateng, Sabtu pukul 18.15 WIB meninggal di RSUD Dr Moewardi Solo. Sebelumnya pasien itu didiagnosa menderita deman berdarah dengue (DBD) dan telah dirawat di bangsal Melati 2 selama tiga hari. Dengan meninggalnya Cahyono maka dalam waktu sepekan terakhir ini, telah terdapat tiga warga Boyolali yang meninggal dengan dugaan terinfeksi flu burung, kata Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Dr Moewardi Solo, Tri Lastiti, di Solo, Sabtu. Ia mengatakan, saat ini jenasah Cahyono masih berada di rumah sakit untuk ditangani secara khusus sesuasi perawatan standar bagi jenasah yang kematiannya diduga atau dipastikan terjangkiti flu burung.Cahyono adalah warga Senggrong, Andong, Boyolali. Menurut keterangan pihak rumah sakit, dia mengalami sakit selama seminggu dan sebelumnya dirawat di Puskesmas Andong, Boyolali. Sejak hari Rabu lalu dirujuk ke RS Dr Moewardi sebagai pasien demam berdarah dan dirawat di bangsal anak-anak.Ia mengatakan dari hasil tes radiologi diketahui terdapat bercak-bercak membahayakan di paru-paru pasien dan juga mengalami "pneumonia" hebat serta lekosit dan trombositnya turun drastis. Mulai Sabtu siang , Cahyono dinyatakan gawat nafas dan dipindah ke ruang isolasi sebagai pasien "suspect" flu burung. Namun pada pukul 16.15 WIB tadi, nyawa Cahyono tidak tertolong lagi. Dia meninggal di ruang isolasi khusus untuk pasien flu burung RSUD dr Moewardi, Solo. Dikatakan, atas kematian Cahyono ini maka dalam seminggu terakhir tercatat tiga warga di Surakarta meninggal dengan dugaan terinfeksi flu burung. Kematian pertama adalah Nandya Kurniawan (10 tahun) pada hari selasa (28/2) lalu di RSUD Boyolali. Kematian kedua adalah kakak kandung Nandya, Hanif Cahya Fitri (12 tahun) pada hari Rabu (1/3) di RSUD Dr Moewardi dan yang ketiga adalah kematian Cahyono tersebut.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006