Adis Ababa (ANTARA) - Kondisi kekeringan di wilayah Ethiopia mengakibatkan lebih dari 7,2 juta orang membutuhkan bantuan pangan, menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNOCHA).

Dalam laporan pembaruan situasi kekeringan terkini pada Jumat (3/6), UNOCHA menyebutkan lebih dari 7,2 juta peternak dan petani-peternak (agro-pastoralist) di wilayah Somali, Oromia, Ethiopia Selatan dan Ethiopia Barat Daya membutuhkan bantuan pangan.

UNOCHA mengatakan kekeringan yang disebabkan oleh iklim di negara Afrika timur itu merupakan yang terparah dalam kurun waktu 40 tahun setelah empat musim hujan yang gagal secara berturut-turut sejak akhir 2020

"Kekeringan yang berkepanjangan terus membahayakan kehidupan masyarakat yang rentan yang sangat bergantung pada ternak, dan memperparah kerawanan pangan serta kekurangan gizi," urai laporan UNOCHA.

Kondisi kekeringan berkepanjangan di Ethiopia juga mengakibatkan 4,4 juta orang membutuhkan bantuan air, menurut PBB.

Laporan UNOCHA juga mengatakan konsekuensi dari kondisi kekeringan berkepanjangan di Ethiopia tersebut meluas ke kematian hewan ternak, dengan 2,1 juta kematian ternak tercatat sejauh ini. Diperkirakan 22 juta hewan ternak dalam kondisi sangat kurus akibat kekeringan tersebut.

Laporan UNOCHA memperingatkan bahwa kondisi kekeringan diperkirakan akan meluas dalam beberapa bulan mendatang ke sejumlah wilayah geografis baru di Ethiopia, sehingga memerlukan peningkatan bantuan kemanusiaan darurat.

UNOCHA pada April mengatakan bahwa kawasan Tanduk Afrika mengalami salah satu kekeringan paling parah dalam sejarah baru-baru ini, dengan lebih dari 15 juta orang mengalami kerawanan pangan akut di Ethiopia, Kenya dan Somalia.

Pewarta: Xinhua
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022