Jakarta (ANTARA) - Penyuka makanan berkuah panas menggelegak dengan bumbu rempah kuat dipadukan dengan sayur dan irisan tipis daging patut mencicipi hotpot ala Mongolia yang ada di Little Sheep, Jakarta Barat. Hotpot ala Mongolia ini punya bumbu yang cukup "medok", cocok bila Anda sedang bosan dengan hidangan rebusan yang rasanya lebih "light".
Little Sheep yang berdiri sejak 2007 di Indonesia terdiri dari restoran yang luas, tiap meja dilengkapi dengan kompor kecil agar panci berisi kuah penuh rempah bisa terus dipanaskan. Khusus untuk penikmat makanan "all you can eat", tersedia tiga pilihan, yakni regular dengan daging beef striploin dan beef short plate, premium dengan tambahan lamb shoulder dan lamb leg slice, serta ultimate dengan tambahan juicy wagyu dan premium wagyu. Harganya dimulai dari Rp126.000.
Untuk pilihan kuah, ANTARA mencoba soup original, soup mala dan soup cooling. Setiap panci bisa diisi satu hingga dua jenis kuah kaldu. Semuanya diisi banyak rempah --seperti kapulaga, kurma merah, fermentasi longan-- dengan total 16 rempah, seperti penuturan chef Ahmad Saefudin dari Little Sheep. Masing-masing rempah disesuaikan takarannya dengan jenis kaldunya.
Baca juga: Hal yang perlu diperhatikan saat bangun bisnis kuliner
Kuah original dan cooling punya warna yang serupa, cenderung putih dan rasanya pun gurih. Bedanya, kaldu cooling mengandung daun mint yang disebut berkhasiat untuk panas dalam. Kendati demikian, ketika dicoba perbedaannya tak begitu kentara. Rasa yang sangat berbeda bisa dicoba saat memesan kuah mala yang pedas, berminyak dan lumayan membuat mata jadi membelalak. Namun, kuah mala yang pedas ini disebut bisa memberikan vitalitas untuk orang yang memakannya.
Setelah mendidih, tamu bisa memasukkan aneka sayuran seperti sawi, jamur, lobak hingga tahu. Tentu saja, celupkan juga irisan daging yang lembut. Hanya butuh beberapa detik hingga daging siap untuk disantap. Mengingat ini hotpot ala Mongolia, pilihan daging kambing menjadi lazim. Kuah yang penuh rempah ini disebut bisa membantu mengurangi prengus dari si daging kambing yang berasal dari Australia. Bila Anda ingin mencicipi daging kambing yang enak, bagian bahu direkomendasikan karena punya tekstur lembut.
Sekilas, potongan daging sapi dan kambing tak terlalu berbeda. Sebelum dicelupkan ke kuah, ada sedikit aroma khas daging kambing, namun kuah yang rasanya sangat gurih bisa menutupi aroma tersebut.
Masih belum puas dengan rasanya? Tamu bisa meracik sendiri aneka saus yang bahannya tersedia di tengah restoran. Ada saus minyak wijen yang rasanya klasik, saus seafood, saus kacang, saus pedas gurih, saus cabe kering dan saus special Little Sheep. Di bar khusus untuk meracik saus, sudah tertera keterangan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam menghasilkan saus yang diinginkan. Bila ingin main "aman", saus minyak wijen memberikan tambahan rasa yang lembut, melengkapi kuah kaldu yang rasanya kuat.
Selain kuah kaldu dan makanan yang bisa direbus, pengunjung dapat menikmati menu a la carte seperti cong you bing alias panekuk daun bawang yang bumbunya juga khas, sekilas mengingatkan kepada makanan ala India. Jangan lupa mencoba sate Mongolia, sate dengan bumbu racikan yang dimasak dalam tusukan berbahan dasar stainless steel agar bagian dalam cepat matang dan teksturnya terjaga. Potongannya besar dan gurihnya meresap ke dalam.
Baca juga: "Vegan Crispy Pork Roti", hidangan berbahan "babi" untuk vegan
Baca juga: Ragam makanan dan tradisi Kazakhstan di bulan Syawal
Baca juga: Sensasi melahap mie pho Vietnam kala SEA Games
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022