Malang (ANTARA News) - Wali Kota Malang Peni Suparto menyatakan, dirinya siap mengambil alih (take over) Arema yang saat ini berlaga di ajang Liga Primer Indonesia (LPI) karena konflik yang tak kunjung selesai.

"Saya siap mengambil alih Arema LPI, namun semua itu harus melalui proses dan prosedur yang benar. Sebab, saya orang luar yang sama sekali tidak tahu prosesnya," tegas Peni di malang, Rabu.

Ia mengakui, tak kunjung selesainya konflik antara pemain dan manajemen di tubuh Arema Indonesia yang berlaga di LPI, membuat dirinya tergerak untuk menuntaskannya dengan cara "take over".

Menurut dia, Arema adalah aset Malang Raya yang harus diselamatkan dan tetap satu. Sebab, jika ada konflik yang berkepanjangan akan berakibat adanya benturan antarwarga yang mengaku Aremania damn jika ada benturan pasti menimbulkan suasana yang tidak kondusif.

Akibatnya, tegas Peni, investor yang semula akan menginvestasikan dananya di Malang, akhirnya takut dan batal."Tak adanya investor masuk ke Malang, akan berpengaruh buruk terhadap pembangunan dan perkembangan Kota Malang," tegasnya.

Lebih lanjut, Peni mengatakan, konflik atau benturan antara pemain dan manajemen yang berkepanjangan membuat Arema LPI tidak kondusif.

Oleh karena itu, tegasnya, jika ada peluang untuk "take over", dirinya sudah siap dan berapapun biaya yang dibutuhkan juga siap. Apalagi, Peni mengaku cukup banyak teman untuk menjadi investor Arema, bahkan sudah ada beberapa yang dihubungi terkait Arema tersebut.

Ia mengemukakan, calon investor Arema tersebut ada yang dari Malang dan Jakarta."Sebenarnya saya dalam latihan Arema sudah menemui Fanda Soesilo dan PSSI dan saat pertemuan saya katakan pada Fanda, serius apa tidak mengelola Arema, kalau tidak saya siap take over," tegas Peni.

Menyinggung waktu take over" Peni mengatakan, sekitar pertengahan Februari mendatang."Penyelesaiannya mungkin saat akan bertandang ke Aceh," katanya.

Hingga saat ini konflik internal di tubuh Arema Indonesia masih belum juga tuntas. Arema yang berlaga di LPI terbelah menjadi dua tim yang juga dikelola oleh dua manajemen, yakni yang dikendalikan oleh Lucky dan Fanda Soesilo setelah diserahkan dari M Nur.

Pelatihnya pun juga ada dua, yakni Abdurrahman Gurning dan Milo. Hanya saja, tim yang ditangani oleh Milo lebih dulu terbentuk dan lebih banyak diperkuat oleh para pemain Arema yang lama, seperti Noh Alam Shah, Roman Chamelo, TA Musafri, Kurnia Meiga, dan Leonard Tumpamahu. (E009)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012