Jakarta (ANTARA) - Kementerian ESDM menyatakan rata-rata harga minyak mentah Indonesia atau ICP pada Mei 2022 sebesar 109,61 dolar AS per barel atau naik 7,10 dolar AS per barel dibandingkan harga bulan sebelumnya yang hanya 102,51 dolar AS per barel.

Berdasarkan ringkasan Tim Harga Minyak Mentah Indonesia mengungkapkan kenaikan harga itu akibat embargo minyak mentah Uni Eropa ke Rusia di saat terbatasnya pasokan di tengah peningkatan permintaan BBM dan bahan bakar jet menjelang puncak summer driving season di Amerika Serikat dan Eropa.

"Kesepakatan Uni Eropa atas embargo minyak mentah meningkatkan kekhawatiran pasar yang mengakibatkan semakin terganggunya pasokan minyak mentah global," demikian keterangan Tim Harga Minyak Mentah Indonesia yang dikutip di Jakarta, Senin.

Selain itu, keterbatasan pasokan minyak mentah global dikarenakan produksi OPEC+ lebih rendah 1,5 juta barel minyak per hari (BOPD) dibandingkan kuota produksi.

Berdasarkan Laporan OPEC bulan Mei 2022, terdapat peningkatan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak mentah dunia pada tahun 2022 sebesar 3,4 juta BOPD yang dihasilkan dari membaiknya aktifitas ekonomi, mobilitas, dan industri secara global.

Permintaan akan minyak mentah OPEC direvisi mengalami peningkatan sebesar 100 ribu BOPD menjadi sebesar 29 juta BOPD atau lebih tinggi 800 ribu BOPD bila dibandingkan tahun 2021.

Badan Energi Internasional dalam laporan bulan Mei 2022 menyampaikan bahwa permintaan minyak dunia untuk tahun ini diperkirakan akan meningkat rata-rata 1,8 juta BOPD menjadi 99,4 juta BOPD.

Kilang-kilang pengolahan di AS meningkatkan produksi hingga 93,2 persen tertinggi sejak Desember 2019 untuk memenuhi tingginya permintaan seiring peningkatan ekspor produk olahan minyak.

Faktor lainnya adalah dalam laporan stok mingguan Badan Administrasi Informasi Energi Amerika Serikat untuk bulan Mei 2022 terjadi penurunan stok gasoline sebesar 8,9 juta barel menjadi 219,7 juta barel atau terendah sejak Desember 2021, bila dibandingkan bulan April 2022.

Harga minyak juga dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik di Timur Tengah seiring Iran menyita dua kapal tanker Yunani sebagai balasan atas penyitaan minyak mentah Iran oleh Amerika Serikat di perairan Yunani, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan terganggunya pasokan minyak mentah via Selat Hormuz yang dilalui oleh sepertiga minyak mentah perdagangan dunia.

Kemudian, nilai tukar Dollar AS yang menurun seiring meredanya kekhawatiran akan resesi global dan investor menurunkan ekspektasi atas kenaikan suku bunga AS yang agresif.

Sementara untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh rencana pembukaan kembali secara bertahap pusat komersial China, Shanghai, setelah penerapan lockdown yang ketat selama dua bulan dan permintaan petrokimia yang kuat di China dan India, juga peningkatan mobilitas regional yang lebih kuat khususnya di Korea Selatan, Indonesia, dan India.

Berikut perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada bulan Mei 2022 dibandingkan bulan April 2022:

- Dated Brent naik sebesar 9,23 dolar AS per barel dari 104,39 dolar AS per barel menjadi 113,62 dolar AS per barel.

- WTI (Nymex) naik sebesar 7,62 dolar AS per barel dari 101,64 dolar AS per barel menjadi 109,26 dolar AS per barel.

- Brent (ICE) naik sebesar dolar AS 6,04 per barel dari 105,92 dolar AS per barel menjadi 111,96 dolar AS per barel.

- Basket OPEC naik sebesar dolar AS 8,23 per barel dari 105,64 dolar AS per barel menjadi 113,87 dolar AS per barel.


Baca juga: Minyak melonjak setelah Arab Saudi naikkan harga minyak mentah
Baca juga: Wall Street ditutup jatuh, Indeks Nasdaq anjlok hingga 304,17 poin
Baca juga: Dolar menguat, terkerek pertumbuhan pekerjaan AS lampaui ekspektasi

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022