Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Negara RI mengimbau PT Freeport Indonesia agar menggunakan pengawalan untuk karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
"Pihak manajemen perusahaan Freeport hendaknya menjalani prosedur dan menggunakan pengawalan untuk karyawannya," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri, Irjen Pol Saud Usman Nasution di Jakarta, Selasa.
Hal ini terkait tewasnya dua karyawan perusahaan PT Kuala Pelabuhan Indonesia (KPI), perusahaan kontraktor PT Freeport, kecelakaan mobil setelah mobil yamg ditumpanginya diberondong tembakan oleh orang tak dikenal lalu dibakar pada hari Senin (9/1) sekitar pukul 09.15 WIT di Mile 50-51, ujarnya.
"Dua korban yang tewas adalah Thomas Wagenta seorang laki-laki dengan alamat Barak R.164 BB, Tembagapura dan Nasyun Naboth Simopiaref seorang laki-laki dengan alamat Barak R 354 BC, Tembagapura," kata Saud.
Kejadian berawal ketika Thomas Wagenta mengendarai mobil Toyota LWB NO, dengan nomor lambung 01-3608 milik PT Freeport Indonesia bersama Nasyun Naboth yang melintas dari arah Kuala menuju arah Tembagapura, sesampainya di tujuan tiba-tiba mobil ditembaki oleh orang tidak dikenal sehingga mobil langsung oleng dan terbalik, kata Kadiv Humas.
"Setelah itu, tersangka langsung membakar mobil tersebut, Thomas Wagenta ditemukan masih di dalam mobil dan mengalami luka bakar disekujur tubuh serta luka tembak di kepala, sedangkan Nasyun Naboth ditemukan sudah berada di luar mobil dan mengalami luka sobek di bagian leher serta terdapat luka tembak di bagian perut dan kepala," kata Saud.
Kemudian datang anggota Satgas Amole tiba di tempat kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan penyisiran serta mengevakuasi jenazah kedua korban ke Rumah Sakit Tembagapura, kasus ini sedang di tangani oleh Polres Timika, katanya.
"Mile 50-51 tempat terjadi peristiwa adalah mile baru. Di sana jangankan satu mile, jarak 100 meter pun sulit untuk mengamankan. Cek poin ke atas itu sudah tidak ada orang semakin ke atas lagi oksigen sudah berkurang. Cuaca seperti ini kesulitan kita mengungkap kasus," kata Saud.
(T.S035/R010)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012