Sumenep (ANTARA News) - Warga nelayan Desa Lobuk Kecamatan Bluto dan nelayan Desa Karduluk Kecamatan Pragaan Sumenep, Madura, Jawa Timur bentrok gara-gara aksi pengrusakan bubuh (alat tangkap) kepeting milik warga Karduluk. "Dua warga nelayan yang sedang melakukan pencarian ikan kepiting di perairan Desa Aengpanas Pragaan sempat saling lempar batu, karena bubuh (alat tangkap kepiting tradisional) milik warga Karduluk sering kali dirusak warga nelayan Lobuk," kata kapolsek Bluto Iptu Krishandono, Sabtu (4/3). Mereka saling lempar batu di tengah laut itu, ketika warga nelayan Lobuk melintasi perairan aengpanas,karena mereka sering kehilangan bubuh dan dinilai sangat merugikan akhirnya saling lempar batu. Peristiwa yang mengundang perhatian semua pihak itu, akhirnya berakhir dengan damai setelah petugas Polres dan aparat dua desa serta yang melakukan pelemparan dikumpulkan di rumah Kepala Desa Lobuk, Imam. Pertemuan yang berlangsung alot tersebut menghasilkan keseakatan, bahwa warga nelayan yang menggunakan alat tangkap tradisional (bubuh) harus diberi tanda, sehingga pencari kepiting yang alatnya modern tidak merusak usaha nelayan yang lain. Sementara, Kasat Reskrim Polres Sumenep Iptu Moh Kholil yang hadir dalam penyelesaian kasus tersebut menjelaskan tatacara melakukan pencarian ikan dilaut dengan merujuk pada undang-undang nomor 31/2004 tentang Perikanan dan Kelautan.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006