Dumai, Riau (ANTARA News) - Kepala kantor Imigrasi Klas IIB Dumai, Abdullah Simanungkalit, mengatakan, pelabuhan rakyat di kota minyak Provinsi Riau itu terindikasi menjadi pintu masuk atau jalur transit para imigran gelap.
"Kami kini memperketat pengawasan terhadap semua pelabuhan, apakah itu pelabuhan penumpang internasional, terlebih pelabuhan-pelabuhan rakyat, guna meminimalisasi masuknya imigran gelap," katanya di Dumai, Selasa.
Ia mengindikasikan, tidak tertutup kemungkinan pelabuhan rakyat yang berada di sepanjang pesisir pantai daerah itu kerap dijadikan jalur transit masuknya imigran gelap.
"Sebab, secara geografis, perairan Dumai dan Kabupaten Bengkalis merupakan pintu gerbang yang menghubungkan Indonesia dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura." ungkapnya.
Dengan demikian, menurutnya, seluruh garis pantai di wilayah tersebut, yang berhadap-hadapan dengan Selat Malaka, menjadi rawan untuk disinggahi imigran gelap.
Berdasar hasil pemantauan pihak Imigrasi Dumai baru-baru ini, menurutnya, perbatasan antara Malaysia-Indonesia di Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, dianggap wilayah paling potensial menjadi kawasan persinggahan imigran gelap.
"Karena itu, kami akan memberlakukan pengawasan ketat di seluruh wilayah jalur masuk khusus yang resmi," ujarnya.
Namun, terhadap jalur pelabuhan rakyat yang sejauh ini beroperasi secara tidak resmi sebagai pintu masuk, dikatakannya, tidak dilakukan pengawasan.
"Kami hanya akan mengawasi jalur pintu masuk di pelabuhan resmi saja yang menjadi wilayah kewenangan pengawasan instansi kami," katanya.
Ia menjelaskan pula, dengan panjang garis pantai mencapai 234,2 kilometer, menjadikan Dumai strategis sebagai tempat persinggahan sementara para imigran gelap. (M036)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012