Program cleanliness, health, safety, and environment sustainability di era pandemi COVID-19 turut dinilai sebagai sebuah gebrakan yang memperoleh pengakuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Jakarta (ANTARA) - Pengamat pariwisata Taufan Rahmadi menilai saat ini pengembangan pariwisata berbasis keberlanjutan lingkungan telah menjadi prioritas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

"World Economic Forum itu menempatkan peringkat daya saing pembangunan pariwisata Indonesia di urutan ke-32 dari urutan 40, di mana salah satu penilaiannya berkaitan dengan permasalahan lingkungan di destinasi pariwisata," ungkapnya ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Minggu.

Adanya program cleanliness, health, safety, and environment sustainability di era pandemi COVID-19 turut dinilai sebagai sebuah gebrakan yang memperoleh pengakuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Karena itu pula, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno diundang di sidang umum PBB untuk membicarakan keberhasilan pihaknya dalam memulihkan pariwisata Indonesia sehingga menjadi acuan dunia.

"Di dalam salah satu highlight pidatonya, Menparekraf menjelaskan tentang bagaimana keberpihakan pariwisata Indonesia terkait isu lingkungan dengan menunjukkan produk keberlanjutan (produk sedotan ramah lingkungan dari Belitung),” kata Taufan.

Upaya Kemenparekraf untuk mengembangkan pariwisata berbasis keberlanjutan lingkungan juga dapat dilihat di lima destinasi pariwisata superprioritas (DPSP).

Salah satunya melakukan kegiatan penanaman pohon di sekitar daerah pariwisata Pulau Lombok menjelang ajang MotoGP 2022 di Mandalika, Nusa Tenggara Barat.

"Hal ini (pengembangan pariwisata berbasis keberlanjutan lingkungan) tidak boleh berhenti di situ saja, tetapi harus terus dijaga," ujar dia.

Lebih lanjut, Taufan mengharapkan para pemangku kepentingan dan masyarakat bisa memastikan kebersihan lingkungan di destinasi wisata agar sektor pariwisata di Indonesia kian maju.

Ia mendorong Kemenparekraf memperkuat kebijakan yang pro terhadap kelestarian lingkungan di destinasi wisata dengan memberikan sanksi kepada para pelanggar dan penghargaan kepada pihak yang konsisten menjaga lingkungan.

Kedua, mendukung pembangunan destinasi wisata berbasis ekowisata yang memberikan dampak berkelanjutan terhadap masyarakat.

"Terakhir, melakukan sosialisasi yang masif dengan mendorong pengelola destinasi wisata, baik swasta ataupun pemerintah daerah, untuk berkolaborasi dalam mengedukasi masyarakat tentang kebersihan dan kelestarian lingkungan di destinasi wisata," ucapnya.

Baca juga: Kemenparekraf dorong penggunaan kendaraan listrik di kawasan Borobudur
Baca juga: Menparekraf: Anggaran Kemenparekraf 2023 turun, hanya Rp3,3 triliun
Baca juga: Desa Wisata Kemenparekraf ciptakan peluang kerja bagi 1,7 juta orang

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022