Ternate, Malut (ANTARA News) - Sembilan rumah dilaporkan rusak akibat gelombang air pasang yang melanda sejumlah desa di Pulau Mongoli, Kepulauan Maluku Utara, pada Kamis malam kemarin, namun tidak ada korban jiwa dalam bencana itu. Informasi dari SSB Pemkab Kepulauan Sula yang diterima di Ternate, Sabtu, menyebutkan, gelombang air pasang itu hanya merusak sembilan buah rumah warga, itu pun tidak terlalu parah. Namun demikian, sebagian warga desa yang dilanda gelombang air pasang itu, yakni desa Capalulu, Walu dan desa uritola masih tinggal di tenda-tenda yang didirikan di daerah ketinggian, karena belum berani kembali ke rumah. Mereka khawatir gelombang air pasang itu akan terjadi lagi, kata Muhaimin. Staf Pemkap Kepulauan Sula melalui SSB, seraya menambahkan gelombang air pasang tersebut merendam rumah warga sampai setinggi 50 cm. Gelombang air pasang di pulau Mongoli itu, menurut BMG Ternate, merupakan imbas dan badai angin Kaluu, yang terjadi di laut pasifik. "Jadi yang terjadi di Pulau Mongoli itu hanya imbas. Dan yang terjadi di Pulau Mongoli itu adalah puncak dari hujan lebat dan angin kencang dari lautan pasifik," Kata Kepala Stasiun BMG Babulah Ternate, Hidayatul Muktar. Masyarakat di Maluku Utara diminta waspada, karena angin kencang yang dapat menimbulkan gelombang pasang masih memungkinkan terjadi sampai 23 Maret nanti. Dari Satkorlak Pengamanan Bencana dan Pengungsi Pemerintah Provinsi Maluku Utara diperoleh keterangan bahwa mereka belum mendapat laporan resmi dari Pemkab Kepulauan Sula mengenai gelombang air pasang tersebut. (*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006