... Belum ada jenis harimau lain selain harimau sumatera di Riau. Namun jumlahnya memprihatinkan...
Pekanbaru (ANTARA News) - The World Wildlife Fund (WWF) Indonesia dalam risetnya pada 2011 berhasil menemukan dan membuktikan masih ada lima spesies kucing unik yang hidup di kawasan hutan Provinsi Riau, Selasa.
Lima jenis kucing liar tersebut adalah harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), macan dahan (Neofelis diardi), kucing batu (Pardofelis marmorata), kucing emas (Catopuma temmincki), dan kucing congkok (Prionailurus bengalensis).
Lima spesies kucing besar langka ini terbukti mendiami kawasan antara Taman Nasional Bukit Tigapuluh dan Suaka Margasatwa Rimbang Baling, Provinsi Riau, setelah kamera pemantau WWF yang dipasang di sejumlah kawasan sekitar berhasil merekam keberadaannya dengan sangat jelas.
Lokasi tempat keberadaan lima kucing hutan unik tersebut merupakan daerah yang dikenal sebagai koridor atau jalur perlintasan satwa penghubung dua kawasan konservasi Taman Nasional Bukit Tigapuluh dan Suaka Margasatwa Rimbang Baling.
Ahli satwa liar WWF Program Riau, Sunarto, menyatakan, khusus untuk harimau ternyata kesimpulannya tetap. "Belum ada jenis harimau lain selain harimau sumatera di Riau. Namun jumlahnya memprihatinkan," katanya.
Ditanya mengenai jumlah pasti terkait keberadaan harimau sumatera di Riau, Sunarto mengaku tidak dapat menjelaskannya secara rinci mengingat monitoringnya tidak dilakukan secara global di kawasan-kawasan hutan alami yang ada di Riau.
"Monitoring yang kami lakukan tidak pula pertahun, karena membutuhkan biaya yang sangat besar untuk upaya tersebut. Sejauh ini, kami hanya melakukan riset dan pengambilan sampling di beberapa tempat saja," ujarnya.
Titik fokusnya, kata Sunarto, yakni di kawasan Sumatra Tengah, seperti Tesso Nilo dan Rimbang Baling, dimana hasil risetnya, WWF Indonesia Wilayah Sumatra masih menemukan ada harimau di sejumlah kawasan tersebut.
"Kemudian mengenai variasi kepadatannya atau kawasan hutan yang memiliki bentangan cukup luas hingga lebih 100 kilometer persegi, sejauh ini masih Tesso Nilo yang masih paling tinggi," jelasnya.
Sementara untuk hasil sampling sendiri, kata dia, di beberapa wilayah ada enam individu, termasuk di Tesso Nilo.
Sunarto yang kembali ditanya mengenai perkiraan jumlah harimau Sumatra yang berada di Riau dan Sumatra, mengaku masih agak sulit untuk mengekstrakulasinya juga disebabkan banyaknya variasi geografis.
"Dari lokasi satu dan lainnya berbeda-beda jadi sulit untuk mengkalkulasi jumlah harimau yang tersisa," demikian Sunarto. (KR-FZR)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012