Harimau ini harus kita rawat dengan intensif dan diperkirakan dibutuhkan ratusan jahitan untuk menutup luka di tubuhnya agar jiwanya selamat.

Bengkulu (ANTARA News) - Kondisi harimau Sumatra (Pantera Tigris Sumatrae) yang terkena jerat di Desa Mangkurajo, Kecamatan Lebong Selatan, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu kini stres dan terdapat sembilan titik luka parah di tubuhnya.

"Harimau ini harus kita rawat dengan intensif dan diperkirakan dibutuhkan ratusan jahitan untuk menutup luka di tubuhnya agar jiwanya selamat," kata dokter hewan Jananta dari Dinas Peternakan Provinsi Bengkulu, Selasa.

Jananta mengatakan, perawatan harimau itu cepat dilakukan mengingat kondsinya lemah sambil menunggu dokter hewan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Erni Suyanti yang masih mengikuti pelatihan di Bogor, Jabar.

Bila terlambat dirawat dikhawatirkan lukanya membusuk dan kondisi binatang ini akan makin stres.

Sementara itu, Kabag Tata Usaha BKSDA Bengkulu Supartono mengatakan, berdasarkan hasil petugas dari lapangan, lokasi jerat harimau itu berada dalam kawasan hutan lindung Gedang Hulu Lais, register 75 perbatasan dengan hutan lindung Bukit Daun atau sekitar dua jam perjalanan dari mess perkebunan kopi PT Indo Arabica.

Di sekitar jerat itu terdapat perambah baru karena kondisi kayunya masih hijau, namun sudah ditebangi dan dibuka untuk perkebunan masyarakat. Akibat pembukaan hutan ini, harimau pun menjadi gelisah.

Supartono menduga kuat jerat itu adalah untuk menangkap harimau karena dilihat dari metode digunakan masyarakat yaitu seling kawat berukuran besar.

Kalau jeratan ditujukan menangkap babi hutan, jerat cukup menggunakan seling kecil saja, tambahnya.

Selain kena jerat, harimau berbobot 75 kilogram dan berusia sekitar 5-6 tahun itu tampak ditombak beberapa kali.

Petugas menemukan enam mata tombak babi di sekitar tempat kejadian perkara, namun upaya membunuh harimau itu gagal.

Supartono juga memperkirakan, harimau malang itu kena jerat sejak empat hari lalu, melihat dari kondisi darahnya yang mengering dan lukanya yang mulai dikerumuni lalat agak membusuk.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012