Hal tersebut disampaikan Wapres saat meresmikan Gedung Baru Universitas K.H. A. Wahab Hasbullah (UNWAHA) di Jombang, Jawa Timur, Sabtu, sebagaimana siaran pers yang diterima di Jakarta.
"Gelora yang membara dan semangat yang terpancar dari cita-cita K.H. Abdul Wahab Hasbullah harus tetap dirawat dan ditumbuhkembangkan, melalui peningkatan mutu pendidikan tinggi yang relevan dengan zaman, serta kemampuan bersaing di tingkat nasional maupun di tingkat global," ujar Wapres.
Menurut Wapres, semasa hidupnya Kiai Wahab telah memikirkan bagaimana institusi pendidikan dan kurikulum harus dipersiapkan secara tepat, sehingga menjadi arena yang kondusif bagi terbangunnya SDM yang memiliki semangat dialektika dan pola pikir kritis, sekaligus nasionalis.
Baca juga: Wapres terkenang masa muda menuntut ilmu di Pondok Pesantren Tebuireng
Baca juga: Wapres: Pemerintah terus perkuat tim kesehatan jamaah haji
Wapres menuturkan bahwa Kiai Wahab juga merupakan seorang ulama besar yang melontarkan pentingnya kebebasan dalam berpikir dan berpendapat, hingga membentuk kelompok diskusi Tashwirul Afkar yang diikuti para ulama besar.
Menurutnya, banyak pemikiran Kiai Wahab yang dituangkan dalam surat kabar yang dirilis-nya yakni “Soeara Nahdlatul Oelama”, yang hingga kini masih dapat ditelusuri jejaknya.
"Utamanya, beliau menekankan pentingnya persatuan dan kebangsaan, yang kemudian diwujudkan dengan pendirian Nahdlatul Wathan dan Syubbanul Wathan, sebagai cikal bakal Nahdlatul Ulama dan Gerakan Pemuda Ansor," ungkapnya.
Tidak hanya itu, menurut Wapres, Kiai Wahab merupakan tokoh yang begitu cinta Tanah Air, yang terbukti dalam lagu mars NU ciptaannya “Yaa Lal Wathon”, yang isinya menekankan bahwa cinta Tanah Air merupakan bagian dari iman.
K.H. Abdul Wahab Hasbullah dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada 7 November 2014 oleh Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Wapres silaturahmi ke Ponpes Darum Ulum Jombang
Kiai Wahab adalah salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan pendiri Pondok Pesantren Tambak Beras Jombang, yang juga merupakan salah satu pelopor dalam membuka diskusi antar-ulama, baik dari lingkungan NU, Muhammadiyah, hingga organisasi Islam lainnya.
Dia juga aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia khususnya di masa penjajahan Jepang.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022