Denpasar (ANTARA News) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bali memprediksi nilai ekspor berbagai komoditas dari Pulau Dewata akan lebih menurun dibandingkan dari 2011.

"Kami memprediksi terjadi penurunan nilai ekspor pada tahun ini berdasarkan kondisi krisis ekonomi global yang belum juga membaik," kata Ketua Apindo Bali Panudiana Kuhn, di Denpasar, Senin.

Dia menilai, kondisi krisis ekonomi itu masih melanda beberapa negara tujuan ekspor berbagai komoditas dari Bali.

Menurut Kuhn, dalam keadaan tersebut negara-negara tujuan ekspor akan mengutamakan produk pangan dibandingkan dengan jenis barang lainnya, seperti kerajinan.

"Krisis global sangat mempengaruhi ekspor Bali yang umumnya berupa produk kerajinan, karena negara tujuan lebih mengutamakan bahan pangan," ujarnya.

Kuhn mengatakan, selain dipengaruhi krisis ekonomi di kawasan Amerika Serikat dan Eropa, nilai ekspor juga dipengaruhi oleh persaingan dari negara produsen lainnya, salah satunya China.

Dia menambahkan, sampai saat ini China masih mendominasi dan berada di posisi teratas dalam hal pengekspor produk yang ada di pasaran dunia.

"Hal itu merupakan tantangan berat yang harus dihadapi eksportir Bali pada tahun ini. Saat ini semua tergantung pemerintah untuk bisa memberikan solusi guna mempertahankan nilai ekspor supaya tidak terus menurun," katanya menandaskan.

Kuhn menjelaskan, jika pemerintah dapat memberikan solusi yang baik bagi para eksportir maka nilai ekspor tahun ini bisa lebih baik dari tahun lalu.

Sebelumnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali mencatat nilai ekspor dari Januari hingga November 2011 sebesar 462 juta dolar AS.

Nilai tersebut menurun dibandingkan periode yang sama pada 2010, yakni sebesar 469 juta dolar AS. Penurunan tersebut sebesar 1,6 persen.(ANT)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012