Jakarta (ANTARA) - Pengusaha TP Rachmat mengatakan salah satu aspek yang memiliki banyak peran penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas pada tahun 2045 adalah kualitas manusia yang dibangun melalui pemberian pendidikan secara lengkap kepada seluruh masyarakat.
"Aspek (untuk mewujudkan Indonesia Emas) ini amat sering dibicarakan, tetapi perwujudan-nya sering terkalahkan oleh aspek-aspek lain yang bersifat lebih mendasar. Aspek ini juga amat sulit untuk disiapkan karena sifatnya jangka panjang, perlu komitmen, serta konsistensi lintas generasi dan lintas pemerintahan yang gigih dan pantang menyerah. Aspek ini adalah kualitas manusia," ujar TP Rachmat.
Hal tersebut dikemukakannya saat menyampaikan pidato bertajuk "ndonesia Raya, Seribu Tahun Lamanya", atas penghargaan Paramadina Award yang dia terima dalam acara Wisuda Ke-36 Program Sarjana dan Magister Universitas Paramadina, di Jakarta, Sabtu, sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube Universitas Paramadina.
Lebih lanjut, TP Rachmat menilai kualitas manusia berperan penting dalam mewujudkan Indonesia Emas atau Indonesia Maju pada tahun 2045 karena aspek tersebut menjadi faktor penentu dan pembeda bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kebesaran antara suatu bangsa dan bangsa lainnya.
Menurutnya, banyak bangsa yang dapat memberikan dampak besar bagi dunia, meskipun jumlah penduduknya sedikit, sumber daya alamnya tidak berlimpah, dan letak geografis yang tidak strategis atau menguntungkan.
TP Rachmat mengatakan mereka mampu melakukan hal tersebut karena menyadari pentingnya kualitas manusia yang baik, seperti mampu melahirkan beragam karya, untuk menjadi suatu negara maju.
Baca juga: MAKPI gagas 3 agenda kebijakan publik untuk kawal Indonesia Emas 2045
Baca juga: Wapres berharap Indonesia betul-betul miliki generasi emas pada 2045
Ia juga mengatakan, pada umumnya, bangsa-bangsa tersebut mengoptimalkan kualitas manusianya dengan merumuskan prinsip dasar pendidikan, menempatkan talenta-talenta terbaik untuk mengelola pendidikan, mengalokasikan sumber dana yang besar bagi pendidikan, dan menetapkan kebijakan yang mendukung serta meningkatkan kualitas pendidikan.
"Semua itu dilakukan dengan teguh, konsisten, all out, dari generasi ke generasi, walaupun pemerintahnya silih berganti," lanjut dia.
Lalu, ia menjelaskan pendidikan yang lengkap atau paripurna adalah pendidikan yang tidak hanya mengajarkan unsur ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan pondasi yang kokoh dalam unsur rasionalisme, spiritualitas, nilai-nilai inti, dan cara berpikir yang benar.
"Bangsa membutuhkan kombinasi dari kelima unsur tersebut, agar dapat terus tumbuh menuju kejayaan dan kemuliaan. Ilmu pengetahuan semata bisa saja membawa bangsa pada kemajuan dan skala ekonomi yang mengagumkan, namun tanpa nasionalisme, spiritualitas, nilai-nilai inti, serta cara berpikir yang benar, sebuah bangsa akan sulit mencapai peradaban yang jaya, mulia, dan langgeng," tutur TP Rachmat.
Oleh karena itu, TP Rachmat menekankan bahwa pendidikan bernilai penting untuk membangun kualitas manusia yang baik dalam suatu bangsa.
Melalui keberadaan penduduk yang terdidik, menurut dia, suatu bangsa akan dapat melepaskan diri dari beragam persoalan besar, seperti kelaparan, kemiskinan, ketidakadilan, kesenjangan, serta ketidaksetaraan.
Ia mengajak seluruh elemen bangsa Indonesia, apa pun profesi-nya, untuk berperan dalam dunia pendidikan.
Baca juga: Wakil Ketua MPR dorong pemenuhan gizi anak untuk Indonesia Emas 2045
"Pendidikan menjadi kunci terjadinya Indonesia yang raya yang akan ada sampai 1000 tahun lamanya. Dalam konteks itu, saya mengajak kita semua untuk mengambil peran aktif dalam pendidikan," imbau TP Rachmat.
TP Rachmat memperoleh Paramadina Award yang merupakan wujud apresiasi dari Universitas Paramadina untuk orang-orang yang konsisten berjuang mewujudkan masyarakat madani Indonesia.
Paramadina Award merupakan penghargaan tertinggi pada tokoh dan institusi yang sangat berjasa tidak hanya bagi perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan, tetapi juga bangsa dan negara secara luas.
Paramadina Award tidak membatasi pada bidang tertentu. Penghargaan itu diberikan pada sosok yang berjasa dan berkontribusi sejalan dengan nilai-nilai Paramadina, yaitu keislaman, keindonesiaan, dan kemodernan.
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022