Sangata (ANTARA News) - Sejumlah petani buah cempedak di Kutai Timur, Kalimantan Timur, mengeluhkan serangan hama atau virus penyakit terhadap buah cempedak milik mereka hingga terancam merugi.
Zainal Abidin (52), salah satu petani cempedak di Desa Singa Geweh, Kecamatan Sangata, Kutai Timur, Minggu (7/1), mengatakan, virus/hama menyerang buah cempedak miliknya, hingga berjatuhan dan rusak.
"Buah cempedak berubah warna agak coklat, kemudian pecah-pecah, isinya terbuka, dalam beberapa hari kemudian buah itu lepas dari pohon dan jatuh," kata Zainal Abidin, di kebun miliknya, kilometer 3, Kecamatan Sangata selatan.
Menurut Zainal Abidin, yang berasal dari Kecamatan Tambu, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, dan menetap di Sangata sejak 1980-an, ratusan pohon cempedak di atas lahan 1,5 hektare, miliknya tumbuh subur, namun buahnya yang justru diserang hama.
Buah Cempedak saya ini baru berumur tiga bulan, masih muda, sehingga belum bisa dipetik/panen, namun terus berjatuhan.
"Dalam sehari itu puluhan buah jatuh. Lihat saja pak, buah yang jatuh menumpuk di bawah pohon yang tingginya lima meter. Saya sudah berusaha merawat buah dengan cara dibungkus plastik, agar tidak rusak, tetapi tetap saja diserang penyakit. Memang tidak semua buah diserang, masih ada juga yang bagus, tetapi sedikit, makanya kali ini saya pasti rugi," katanya.
Hal sama juga dikatakan Darwis (60), petani cempedak di kilometer 9 Dusun Gunung Karet, Desa Sangata Selatan, yang mengaku ratusan buah cempadak miliknya rusak, pecah-pecah, dan kemudian jatuh.
"Saya tidak mengerti apakah diserang virus atau apa, yang jelas, cempedak kami di kebun banyak berjatuhan," katanya, saat ditemui di kebun miliknya.
Menurut Darwis, baru tahun ini buah cempedak rusak dan jatuh, padahal buah cempedak ini dikenal paling aman dari virus.
"Mula-mula muncul bintik-bintik coklat, kemudian pecah dan dalam waktu beberapa hari jatuh. Saya hanya mengumpulkan dan menumpuk, kalau nanti kering akan saya bakar," kata Darwis, sambil menunjuk buah yang menumpuk sekitar pohon.
Zainal Abidin dan Darwis mengatakan sudah melaporkan ke Petugas Penyuluh Lapang (PPL), namun sampai sekarang ini belum ada tindakan atau arahan dan belum ada informasi mengenai penyebab atau nama penyakit/virus yang menyerang buah cempedak itu. (ADI/A041)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012