Bogor (ANTARA News) - Peternak dan pencinta kelinci tidak perlu khawatir lagi akan resiko bau kandang kelinci, karena kadang kelinci dengan tingkat bau rendah telah tersedia.

Dwi Warjito (45) berhasil membuat kandang kelinci dengan tingkat bau rendah, sehingga bagi pencinta kelinci dapat memelihara hewan tersebut tanpa terganggu aroma busuk kotoran yang berasal dari kandang.

"Kandang yang saya buat ada dua jenis, satu kandang untuk dua ekor kelinci, satu lagi untuk empat ekor," katanya saat ditemui dalam Bogor Rabbit Festival 2012, di Bogor, Minggu.

Dwi menyebutkan, satu kandang dengan kapasitas dua ekor kelinci memiliki harga jual Rp1,2 juta sedangkan untuk empat ekor seharga Rp2,4 juta.

Diakuinya bahwa harga kandang buatannya ini cukup mahal untuk skala industri.

Mahalnya nilai jualnya karena diukur dari biaya serta proses pembuatan kandang tersebut yang cukup rumit dan mahal.

Kandang buatan Dwi tersebut terbuat dari bahan utama kayu sebagai rangka dasar, dilengkapi bambu untuk tempat pijakan kelinci, serta seng sebagai laci kotoran, yang akan terhubung ke paralon pembuangan kotoran.

Paralon pembuangan kotoran tersebut juga memiliki kelebihan dapat memisahkan antara cairan dan fases, sehingga kotoran kelinci dapat dikumpulkan sebagai pupuk.

Proses penemuan kandang dengan kadar bau rendah tersebut terjadi setahun lalu. Berawal dari kegemaran sang istri memelihara kelinci.

Selama satu tahun memelihara kelinci, jumlah kelinci miliknya kian bertambah menjadi 30 ekor. Dwi dan istrinyapun membuka kios kelinci, menjual kelinci-kelinci hasil peliharaannya.

Jumlah kelinci yang kian banyak membuat Dwi kebingungan karena bau kotoran kelinci sangat menganggu tetangga.

Sebagai buruh kontraktor, Dwi memiliki pengalaman dalam merancang dan membuat peralatan. Ia pun merancang sebuah kandang yang memiliki kadar bau rendah.

Selama satu tahun ia bereksperimen. Empat model kandang ia kembangkan. Kadang pertama belum mampu mengurangi bau. Lalu kandang kedua ia menemukan konsep laci sebagai penampungan kotoran, lalu pada temuan ke tiga ia menemukan paralon tempat pembuangan kotoran dari laci.

"Kadang yang keempat baru berhasil, saya merangkai dari kandang pertama, kedua hingga ke empat. Jadilah kandang konsep rumah indah kelinci atau Krik saya menyebutkannya," kata Dwi.

Dwi mengaku, dalam merancang kandang Krik tersebut ia telah menghabiskan uang pribadinya sebesar Rp15 juta.

Dwi berharap temuannya dapat membantu para pencinta dan peternak kelinci untuk semakin mencintai kelinci tanpa diganggu rasa bau.

Selain itu harapan terbesarnya, kadang Krik dapat dijadikan sebagai kandang bagi para peternak di Indonesia sehingga mendorong kelinci sebagai sumber perekonomian dan bahan pangan nasional.

Hasil karya Dwi mendapat sambutan baik Menteri Pertanian Suswono yang berkesempatan melihat kandang buatan Dwi.

Menurut Menteri, kadang buatan Dwi dapat dikembangkan. Ia pun berharap Dwi dapat menekan angka produksi sehingga harga jual kandang tidak mahal.

"Coba dibuat kandang yang ekonomis, harga itu telalu mahal untuk skala industri," kata Menteri.

(T.KR-LR/S006)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012