Davao City, Filipina (ANTARA News) - Jumlah korban tewas akibat tanah longsor baru-baru ini yang melanda satu kota pertambangan emas yang kaya di Filipina selatan meningkat menjadi 30 pada saat operasi pencarian dilanjutkan, kata para pejabat Minggu.
Gubernur Provinsi Compostela Valley di Mindanao, Arthuro Uy, mengatakan sedikitnya 30 mayat telah ditemukan dan para penyelamat masih mencari 44 orang yang hilang setelah tanah longsor melanda Desa Napnapan, Kota Pantukan.
"Kemarin (Sabtu), tiga mayat lagi telah ditemukan. Kami akan melanjutkan misi pencarian selama tiga hari," kata Uy.
Benito Ramos, kepala Dewan Bencana Nasional Pengurangan Risiko dan Manajemen (NDRRMC), mengatakan bahwa ia memperkirakan akan ada korban lebih banyak.
"Saya tidak kehilangan harapan masih ada korban hidup," kata Ramos, yang mengunjungi kota itu.
"Hanya empat dari korban adalah warga Pantukan. Sisanya berasal dari provinsi lain," tambahnya.
Menteri Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah Jesse Robredo terbang di atas wilayah tersebut pada Jumat, dan memerintahkan dalam pembicaraan dengan para pejabat lokal untuk turun langsung melakukan operasi-operasi pertambangan di sana dan menggusur hampir 2.000 warga termasuk penambang dan keluarga mereka.
Tanah longsor itu terjadi pada sekitar pukul 03.00 Kamis, dan karena sebagian besar masyarakat sedang tidur, sebagian besar korban terjebak di dalam lapak mereka.
Sekitar 60 rumah hancur atau terkubur pada saat berton-ton tanah, batu dan pohon tumbang mengalir di sisi desa pertambangan itu.
Tanah longsor tersebut mengakibatkan petak kehancuran dengan panjang sekitar 300 meter dan lebar 60 meterr.
(H-AK/H-RN)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012