Ketua penasehat kepresidenan, Teresita Deles, mengenai proses perdamaian itu mengatakan, pembicaraan perdamaian dengan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) akan dilanjutkan di Malaysia pada Senin (9/1).
"Panel perdamaian saat ini sedang mempersiapkan untuk putaran berikutnya perundingan resmi dengan MILF," kata Deles dalam satu pernyataan.
"Karena kedua pihak diperkirakan akan menyelidiki aspek-aspek substantif dari perundingan, saya terus positif berharap bahwa panel akan menyelesaikan tugas mereka dan tampil dengan satu kerangka kerja bagi penyelesaian politik secepat mungkin," katanya.
Dia tidak mengatakan berapa lama putaran perundingan berikutnya akan berlangsung, namun pembicaraan-pembicaraan tertutup sebelumnya biasanya berlangsung selama tiga hari.
MILF yang memiliki 12.000 petempur telah mengobarkan pemberontakan sejak tahun 1970-an, dan konflik telah merenggut nyawa hingga 150.000 orang.
Perundingan-perundingan perdamaian telah berlangsung selama sekitar satu dekade, namun telah sering macet oleh adanya bentrokan-bentrokan mematikan antara kedua belah pihak dengan saling menuduh melanggar gencatan senjata.
Pada Oktober, gerilyawan MILF menewaskan 19 tentara di pulau selatan Basilan, memicu pertempuran sengit di beberapa bagian selatan.
Sebanyak 40 tentara, pemberontak dan warga sipil tewas dalam kekerasan itu, sementara ribuan warga lainnya mengungsi.
Presiden Benigno Aquino berpegang teguh meskipun berada di bawah tekanan kuat untuk membubarkan pembicaraan dan melancarkan perang habis-habisan melawan MILF.
Pada Desember lalu kedua belah pihak bertemu lagi di Kuala Lumpur, dengan Manila menantang MILF untuk menghukum anggota nakal kelompok yang bertanggung jawab atas serangan-serangan dan bekerja menuju penyelesaian damai terakhir pada kuartal pertama tahun ini.
Deles pada Minggu tidak mengungkapkan rincian atas "isu-isu substantif" yang akan dibahas, namun MILF sebelumnya menuntut pembentukan satu "negara bagian" untuk minoritas Muslim di selatan sebagai pengganti negara Islam terpisah.
(H-AK/H-RN)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012