Banyumas (ANTARA News) - Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengembangkan agrowisata berbasis pertanian organik khususnya tanaman sayur di lereng Gunung Slamet.
"Dalam agrowisata ini kami mendorong pengembangan pertanian organik khususnya tanaman sayuran," kata Kepala Desa Melung Budi Satrio di Melung, Banyumas, Minggu.
Menurut dia, pengembangan pertanian organik ini dirintis sejak 2009, saat Desa Melung menerima program padat karya senilai Rp168 juta.
Oleh karena lebih difokuskan untuk kegiatan padat karya yang melibatkan masyarakat, kata dia pihaknya memanfaatkannya untuk budi daya tanaman sayur organik pada lahan milik desa seluas dua hektare.
"Kami melibatkan masyarakat, mulai dari pembuatan pupuk organik, pengolahan lahan, hingga perawatan tanaman," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, pupuk organik yang dibuat berasal dari kotoran ternak dan daun-daunan.
"Kami menanam sayuran yang cocok ditanam di daerah yang memiliki ketinggian 600 meter di atas permukaan laut seperti Melung yang berada di lereng Gunung Slamet ini. Tanaman yang kami tanam misalnya cabai," kata dia menjelaskan.
Lebih lanjut mengenai pengembangan agrowisata tanaman sayur organik ini, dia mengatakan, hal itu ditujukan untuk menyadarkan masyarakat akan arti penting menjaga keseimbangan alam dan merawat lingkungan secara lestari.
Kendati demikian, Budi mengakui, pihaknya tidak berniat untuk memperluas lahan yang dimanfaatkan sebagai agrowisata tanaman sayur organik ini.
"Cukup dua hektare itu saja. Kita memasok kebutuhan sesuai kemampuan kita," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya menutup diri jika ada investor yang ingin mengembangkan agrowisata di Melung.
Menurut dia, hal itu dilakukan sebagai upaya untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian alam Desa Melung yang merupakan kawasan penyangga kebutuhan air bagi daerah di kaki Gunung Slamet terutama Purwokerto.
"Kami khawatir kedatangan investor yang membuka lahan untuk kawasan pertanian akan berdampak pada keseimbangan alam Melung karena desa ini merupakan daerah penyangga bagi wilayah di bawahnya," katanya.
(KR-SMT/M008)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012