Jakarta (ANTARA News) - Dialog sosial antara pemerintah, pengusaha dan wakil serikat pekerja dari 10 negara anggota ASEAN sudah mulai terbangun, kata Direktur UNI Global Union Asia dan Pasifik Dr Kun Wardana Abyoto.
"(Wakil) serikat pekerja pun akan berbicara pada pertemuan ASEAN di Kamboja Mei mendatang," katanya di depan pengurus dari puluhan serikat pekerja yang mengikuti rapat tahunan Majelis Nasional Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Indonesia di Jakarta, Sabtu.
Momen penting bagi terbangunnya dialog sosial regional ketiga pihak di tingkat Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) itu terjadi di Jakarta tahun 2011 ditandai dengan adanya komunike bersama dan nota kesepahaman (MoU), katanya.
Kun Wardana Abyoto mengatakan, inti dari komunike bersama itu adalah "bagaimana pemerintah dari 10 negara anggota ASEAN mendorong serikat pekerja ikut mewarnai kebijakan ketenagakerjaan di tingkat regional."
"Penandatanganan `joint communique` (komunike bersama) itu didasarkan pada keyakinan para pengusaha bahwa serikat pekerja adalah mitra," katanya.
Di samping itu, MoU yang ditandatangani pada pertemuan Jakarta tersebut juga menegaskan komitmen para pebisnis yang berhimpun dalam konfederasi pengusaha ASEAN untuk menerapkan standar inti ketenagakerjaan dan memenuhi hak-hak dasar pekerja, katanya.
Perkembangan positif dialog sosial di tingkat organisasi beranggotakan Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Laos, Kamboja, Myanmar dan Vietnam ini menunjukkan adanya perubahan persepsi pemerintah dan pengusaha terhadap serikat pekerja, katanya.
"Ini hasil dekonstruksi dalam pemikiran kalangan pengusaha bahwa serikat pekerja yang dulunya dianggap `trouble maker` (pembuat masalah-red.) kini dipandang sebagai `problem solver` (pemecah masalah)," katanya.
Bagi pengurus dan aktivis serikat pekerja di ASEAN, termasuk Indonesia, misi penting mereka antara lain adalah bagaimana menjadikan kalangan pekerja bagian dari kelas menengah yang kuat, kata Kun.
Perjuangan kepentingan para pekerja di kawasan Asia Tenggara juga sepatutnya dilakukan secara maksimal di parlemen seperti yang telah berjalan di Uni Eropa, katanya menambahkan.
ASPEK Indonesia kini beranggotakan 61 serikat pekerja afiliasi dari sektor telekom, media, pos logistik, grafika, keuangan, multi-sektor, farmasi dan kesehatan serta komersial dengan total jumlah pekerja 71 ribu orang.
Di tingkat dunia, ASPEK Indonesia berafiliasi ke UNI Global Union yang saat ini memayungi 900 federasi serikat pekerja sektor jasa yang ada di 152 negara. Total jumlah pekerja yang organisasi serikat pekerjanya berafiliasi ke UNI Global Union mencapai sedikitnya 20 juta orang pekerja sektor jasa. (R013*A035)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012