Ketenagakerjaan akan lebih penting dalam beberapa bulan mendatang karena pendapatan dan keamanan kerja akan lebih penting

London (ANTARA) - Saham Eropa sebagian besar lebih tinggi pada perdagangan Jumat, karena investor menunggu laporan pekerjaan utama yang akan membantu mengukur kekuatan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan memberikan petunjuk tentang laju pengetatan kebijakan Federal Reserve (Fed) pada paruh kedua tahun ini.

Indeks STOXX 600 pan-Eropa menguat 0,16 persen, setelah sesi perdagangan yang kuat di Asia-Pasifik dan mengikuti sesi positif di Wall Street.

Indeks ekuitas dunia MSCI, yang melacak saham di 50 negara, terangkat 0,17 persen dan berada di jalur untuk kenaikan mingguan kedua berturut-turut setelah tujuh minggu kerugian.

Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup menguat 1,27 persen dan ASX 200 Australia berakhir 0,88 persen lebih tinggi. Sementara itu, pasar di China, Hong Kong dan Inggris tutup untuk hari libur umum.

Investor menantikan laporan ketenagakerjaan komprehensif Departemen Tenaga Kerja AS, yang akan dirilis pada pukul 12.30 GMT, untuk setiap petunjuk perlambatan di pasar pekerjaan, yang mungkin memberi Fed opsi untuk memperlambat atau bahkan menghentikan kenaikan suku bunga di paruh kedua tahun ini.

"Ketenagakerjaan akan lebih penting dalam beberapa bulan mendatang karena pendapatan dan keamanan kerja akan lebih penting," kata Kepala Ekonom UBS GWM, Paul Donovan, yang menambahkan bahwa konsumsi akan ditentukan oleh pendapatan atau pendapatan ditambah akses ke kredit.

"Ketika permintaan menjadi normal, apakah perusahaan-perusahaan mulai memecat pekerja akan berpengaruh pada keseimbangan pengeluaran dan tabungan konsumen," tambah Donovan.

Baca juga: Dolar sedikit melemah di Asia, menjelang laporan data pekerjaan AS

Sebuah jajak pendapat Reuters dari para analis memperkirakan 325.000 pekerjaan non-pertanian ditambahkan pada Mei, dengan pendapatan rata-rata melambat menjadi 5,2 persen pada basis tahunan, dari 5,5 persen pada April.

Penyeimbangan prospek pertumbuhan dan inflasi merupakan kekhawatiran besar bagi para pembuat kebijakan bank sentral karena mereka berupaya menghindari hard landing (perlambatan ekonomi secara mendadak sehingga mengakibatkan guncangan) dan mendorong ekonomi ke dalam resesi.

Inflasi zona euro naik ke rekor tertinggi lainnya pada Mei yang dilihat pasar sebagai tantangan bagi pandangan Bank Sentral Eropa (ECB) bahwa kenaikan suku bunga bertahap akan cukup untuk menjinakkan pertumbuhan harga-harga yang cepat.

"Angka inflasi zona euro adalah salah satu konfirmasi bahwa bahkan ECB sekarang terpaksa, meskipun mereka menghadapi kemungkinan resesi, untuk menaikkan suku bunga, mungkin lebih cepat atau lebih agresif dari yang diperkirakan sebelumnya," kata Jeroen Blokland, Kepala Riset di platform riset investasi True Insights.

"Saya bisa membayangkan bahwa kami akan menguji ulang posisi terendah di suatu tempat dalam beberapa minggu mendatang, mungkin beberapa bulan," tambah Blokland.

Pasar uang sekarang telah sepenuhnya memperkirakan kenaikan suku bunga 25 basis poin dari ECB pada pertemuan Juli, dengan sekitar 124 basis poin pengetatan diperkirakan pada akhir tahun, setara dengan hampir lima kenaikan 25 basis poin.

Baca juga: Pemulihan ekonomi topang pasar saham RI di tengah kenaikan bunga Fed

Pasar juga telah mengunci kenaikan suku bunga Fed 50 basis poin berturut-turut pada Juni dan Juli, tetapi masih ada ketidakpastian tentang apa yang terjadi setelah itu.

Obligasi pemerintah Eropa sedikit lebih tinggi dengan volume perdagangan yang lebih tipis dari biasanya mengingat hari libur umum.

Imbal hasil obligasi pemerintah Jerman 10-tahun naik 2 basis poin menjadi 1,247 persen setelah sempat mencapai tertinggi baru delapan tahun di 1,263 persen di awal sesi.

Imbal hasil obligasi pemerintah Italia 10-tahun sempat melonjak sebentar di awal perdagangan, tetapi dengan pasar berjangka hampir tidak bergerak, para pedagang mengatakan ini didorong oleh kurangnya likuiditas dalam obligasi tunai pada Jumat.

Dolar AS sedikit lebih rendah karena para pedagang menunggu laporan pekerjaan AS.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, lebih rendah 0,08 persen pada 101,68.

Harga minyak turun karena pasar menyesuaikan dengan keputusan negara-negara penghasil minyak OPEC+ untuk meningkatkan produksi.

Brent berjangka 1,2 persen lebih rendah pada 116,25 dolar AS per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,3 persen menjadi diperdagangkan di 115,38 dolar AS per barel.

Harga emas turun 0,1 persen setelah di awal sesi menyentuh 1.873 dolar AS per ounce, level tertinggi sejak 9 Mei.

Baca juga: Harga minyak naik tipis di Asia, pasar abaikan keputusan OPEC+

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022