Tokyo (ANTARA) - Dolar sedikit melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya di perdagangan Asia pada Jumat sore, karena selera risiko meningkat menjelang laporan data pekerjaan AS pada Jumat waktu setempat.
Sebaliknya ekuitas naik karena investor berharap data AS dapat mempengaruhi Federal Reserve (Fed) untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga agresif saat ini selama beberapa bulan mendatang.
Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP pada Kamis (2/6/2022) menunjukkan data penggajian AS naik pada kecepatan yang lebih lambat dari perkiraan pada bulan lalu.
Perdagangan pada Jumat lebih tenang dengan pasar London tutup untuk hari libur umum.
Dolar melemah 0,1 persen menjadi 101,75 terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, sementara euro naik tipis 0,1 persen menjadi 1,0747 dolar.
Investor memiliki pandangan beragam terhadap greenback sejak mencapai level tertinggi 10 tahun pada pertengahan Mei.
George Saravelos, Kepala Penelitian Valas Global di Deutsche Bank, mengatakan, dolar "sedang menentukan premi risiko safe-haven yang sangat ekstrem sehingga jarang bertahan dari waktu ke waktu dan sekarang dalam proses pelepasan".
Baca juga: Dolar capai level tertinggi atas yen, ditopang mbal hasil obligasi AS
Analis yang bullish berpendapat bahwa siklus pengetatan The Fed didasarkan pada cerita pertumbuhan yang lebih kuat daripada Eropa, terutama setelah embargo minyak Rusia, yang mungkin merugikan ekonomi kawasan euro.
Uni Eropa telah menyetujui embargo impor minyak mentah Rusia yang akan berlaku penuh pada akhir tahun.
"Pemulihan dolar di balik sinyal hawkish baru dari Fed kekurangan momentum, dengan indeks dolar mengalami kesulitan menahan 102 lagi," kata analis Unicredit dalam sebuah catatan penelitian.
Mereka menunjuk pada komentar Wakil Ketua Fed Lael Brainard pada Kamis (2/6/2022) bahwa "sangat sulit" untuk melihat kasus jeda September dalam menaikkan suku, yang gagal mendukung dolar.
Risalah pertemuan Fed Mei menyiratkan bank sentral dapat menghentikan pengetatannya setelah suku bunga kembali ke level netral.
Sementara itu, franc Swiss berada di sekitar level yang dicapai pada pertengahan Mei setelah ketua bank sentral Swiss (SBN) Thomas Jordan mengisyaratkan bank sentral mungkin bertindak jika tekanan inflasi berlanjut.
Baca juga: Harga minyak naik tipis di Asia, pasar abaikan keputusan OPEC+
SNB sejauh ini tetap pada kebijakan ultra-longgarnya tetapi inflasi Swiss naik ke level tertinggi dalam hampir 14 tahun pada Mei.
Yen tidak jauh dari level terendah 10-tahun versus greenback di sekitar 130 karena bank sentral Jepang (BoJ) tetap pada sikap kebijakan suku bunga super rendah.
Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda mengatakan pada Jumat bahwa tidak diinginkan harga-harga naik terlalu banyak ketika pertumbuhan pendapatan rumah tangga tetap lemah.
Dolar Kanada datar di 1,2571 terhadap greenback setelah melonjak sehari sebelumnya karena bank sentral Kanda membuka pintu untuk langkah pengetatan yang lebih agresif.
Di pasar uang kripto, bitcoin naik sekitar 0,6 persen dan terakhir diperdagangkan pada 30,379 dolar AS. Ether turun 1,0 persen pada 1.815 dolar AS.
Baca juga: Keuntungan Bitcoin 2021 terhapus dalam kehancuran "stablecoin"
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022