"Porsi pemberitaan Hatta Rajasa lebih banyak dibandingkan dengan delapan tokoh lainnya," kata Direktur Riset `Developing Countries Studies Center` (DCSC) Indonesia, Abdul Hakim MS, di Jakarta, Sabtu.
Dalam jumpa pers yang digelar di Kantor DCSC Indonesia, ia menyebutkan, porsi pemberitaan Hatta Rajasa lebih banyak dibandingkan dengan Aburizal Bakrie, Anas Urbaningrum, Ani Yudhoyono, Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto, Sri Mulyani Indrawati, Sri Sultan Hamengkubuwono X, dan Surya Paloh.
DCSC Indonesia melakukan penelitian terhadap sembilan tokoh kandidat capres 2014 di tujuh surat kabar nasional dalam kurun waktu 1 Januari hingga 31 Desember 2011, dengan menggunakan metode analisis isi tematik.
"Jumlah artikel yang dianalisis dalam rentang waktu itu sebanyak 7.476 artikel. Porsi pemberitaan mengenai Hatta Rajasa sebesar 32,7 persen," katanya.
Setelah itu, pemberitaan tentang Anas Urbaningrum sebesar 16,7 persen, Aburizal Bakrie 15,5 persen, Megawati (10,2), Ani Yudhoyono (6,7) Sri Sultan (5,7), Prabowo (4,6), Sri Mulyani (4,2) dan Surya Paloh (3,7).
Menurut dia, tema pemilu terbanyak paling banyak diberitakan dari Prabowo Subianto (50 persen), disusul Sri Mulyani (42 persen), Aburizal Bakrie (24 persen), Megawati Soekarnoputri (24 persen) dan Ani Yudhoyono (23 persen).
"Tokoh lain yaitu Anas Urbaningrum lebih banyak dibahas mengenai kasus korupsi di Kementerian Pemuda dan Olahraga sebesar 47 persen," katanya.
Lain halnya dengan Hatta Rajasa. Ia paling banyak diberitakan terkait masalah pertumbuhan ekonomi (12 persen), sementara tema mengenai pemilu 2014 menduduki posisi kedua yakni tujuh persen.
Sementara tema terbanyak artikel Sri Sultan Hamengkubuwono X adalah mengenai Rancangan Undang-Undang Keistimewaan DI Yogyakarta (34 persen) dan Suryo Paloh lebih populer dengan pembahasan mengenai Nasional Demokrat sebesar 60 persen.
Abdul mengatakan, pada masa rentang waktu tanggal 1 Januari-31 Desember 2011 relatif tidak banyak citra negatif yang menimpa sembilan tokoh kandidat capres 2014 tersebut.
(T.S037/E011)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012