Jakarta (ANTARA) - Pensiunan pegawai Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan akan terus mendukung keberhasilan Program Bangga Kencana guna mengatasi permasalahan kekerdilan pada anak (stunting) di Indonesia.

“Para pensiunan pegawai BKKBN yang tergabung dalam Perkumpulan Juang Kencana (PJK) siap mendukung pelaksanaan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting,” kata Ketua Umum PJK BKKBN Kristi Waluyo dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.

Kristi menuturkan forum organisasi tersebut dapat memperkuat semangat perjuangan BKKBN dalam menciptakan anak-anak yang berkualitas.

Menurut dia, penguatan peran dalam mendukung program Bangga Kencana menjadi hal yang sangat penting. Dia berharap para pensiunan dapat terus mendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif mengikuti program KB.

Baca juga: BKKBN: Hari Keluarga Nasional momen perkuat pola asuh pada anak

“Harapannya ada kerja sama yang baik karena kita dari unsur masyarakat, kita bisa membantu mendorong masyarakat untuk lebih berpartisipasi aktif kepada program KB di lapangan,” ucap dia.

Sementara itu, Sekretaris Utama BKKBN Tavip Agus Rayanto mengatakan bahwa saat ini BKKBN fokus pada program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (KB) dan percepatan penurunan stunting.

Hal itu dapat dibuktikan melalui program Bangga Kencana yang sangat memperhatikan kualitas sumber daya manusia masyarakat Indonesia. Di mana Kepala BKKBN Hasto Wardoyo terus menyambangi daerah-daerah dengan jumlah prevalensi stunting tinggi untuk menyosialisasikan program-program tersebut.

Baca juga: BKKBN luncurkan Program Bapak Asuh Stunting tingkatkan gizi pada anak

BKKBN juga sudah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Stunting di semua provinsi yang bertugas mengarahkan program stunting di level mikro dan Tim Pendamping Keluarga sebanyak 600 ribu tim. Setiap tim terdiri dari bidan, kader PKK dan kader KB yang bertugas mendampingi massa inkubasi, nikah, hamil, sampai proses persalinan.

Ia menambahkan bahwa pembuatan Aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah Siap Hamil) dibuat sebagai upaya untuk mencegah potensi terjadinya stunting pada anak sejak awal pernikahan, dan saat hamil apakah sudah mendapatkan pelayanan yang baik kemudian nutrisi yang cukup.

Tavip menekankan bahwa Hari Keluarga Nasional yang jatuh pada tanggal 29 Juni diharapkan tidak hanya menjadi seremonial saja, tetapi dimaknai sebagai momentum untuk memberikan pelayanan terbaik pada keluarga di seluruh Indonesia.

Baca juga: Hari Keluarga Nasional momentum turunkan angka stunting nasional

“BKKBN sudah punya dokumen namanya Rencana Aksi Percepatan Penurunan Stunting atau disingkat sebagai RAN PASTI, sebagai dokumen lintas sektor di situ semua indikator persiapan perbuatan, targetnya, tanggung jawabnya siapa, ada di dalam dokumen RAN PASTI,” kata Tavip.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022