Los Angeles (ANTARA) - Amerika Serikat (AS) mencatat total 19 kasus cacar monyet (monkeypox) di 10 negara bagian hingga Rabu (1/6), menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS.

Virus tersebut telah dilaporkan di California, Colorado, Florida, Georgia, Massachusetts, New York, Pennsylvania, Utah, Virginia dan Washington.

Georgia, New York dan California melaporkan kasus cacar monyet dalam 24 jam terakhir, seperti diungkapkan sejumlah kepala kesehatan pada Rabu.

Los Angeles County, county terpadat di AS, mengonfirmasi kasus dugaan pertama infeksi cacar monyet pada Kamis (2/6).

Pasien tersebut merupakan orang dewasa yang baru-baru ini bepergian dan diketahui memiliki kontak dekat dengan satu kasus infeksi, menurut Departemen Kesehatan Masyarakat setempat.

Pasien itu menunjukkan gejala, tetapi tidak dirawat di rumah sakit, dan tengah menjalani isolasi, menurut departemen kesehatan tersebut.

Tidak diketahui pasti bagaimana orang-orang terjangkit cacar monyet, tetapi data awal menunjukkan bahwa laki-laki gay dan biseksual menyumbang jumlah kasus yang tinggi, menurut CDC AS

Risiko cacar monyet pada populasi umum masih sangat rendah, kata para pejabat kesehatan. Namun, siapa pun yang telah melakukan kontak dekat dengan penderita cacar monyet berisiko terjangkit, tegas mereka.

CDC mendesak para penyedia layanan kesehatan di seluruh AS untuk waspada terhadap pasien yang memiliki penyakit ruam yang sesuai dengan gejala cacar monyet.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu mengonfirmasi lebih dari 550 kasus cacar monyet di 30 negara saat virus tersebut terus menyebar di seluruh dunia.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa kemunculan cacar monyet yang tiba-tiba di beberapa negara di seluruh dunia menunjukkan virus tersebut telah menyebar tanpa terdeteksi selama beberapa waktu di luar negara-negara Afrika Barat dan Tengah, lokasi di mana virus itu biasanya ditemukan.

Lonjakan infeksi cacar monyet di seluruh dunia telah mendorong WHO untuk meningkatkan level ancaman virus tersebut menjadi Menengah.

Pewarta: Xinhua
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022