Surabaya (ANTARA News) - Meliput di kawasan konflik seperti Lebanon ternyata gampang-gampang susah, karena orang Lebanon ternyata trauma untuk difoto atau dipotret.
"Itu karena pernah ada orang memotret, lalu esok harinya rumah orang itu dibom," ucap staf Penerangan Satgas Yonmek Kontingen Garuda (Konga) XXIII-E/UNIFIL, Sertu Mar Kuwadi, di Grha ANTARA Jatim, di Surabaya, Sabtu.
Namun, ia merasa penugasan selama setahun lebih di Lebanon Selatan sejak 16 November 2010 hingga 30 November 2011 itu merupakan ujian bagi dia untuk mempraktikkan teori dan pengalamannya sebagai staf penerangan.
"Teori dan pengalaman yang saya miliki selama ini justru ujiannya ya di Lebanon itu," tuturnya. Dia menyatakan terima kasih atas dukungan dukungan Kantor Berita ANTARA terkait kinerjanya di Lebanon.
Berbekal teori dan pengalaman yang didapat selama di Tanah Air dan juga menimba pengalaman dari para pewarta foto, ia pun melakukan pendekatan secara hati-hati kepada orang Lebanon dalam menjalankan misi perdamaian bersama Kontingen Garuda.
"Untungnya, mereka sangat welcome kepada orang Indonesia, karena mereka anggap orang Indonesia lebih ramah, suka senyum, dan suka menyapa dibandingkan dengan peacekeepers dari negara lain," paparnya.
Selain hati-hati, ungkapnya, dirinya juga lebih sering menggunakan kamera berukuran besar agar tidak dicurigai. "Kalau pakai kamera poket, mereka mudah curiga," paparnya.
Tidak hanya itu, bila dirinya harus mengikuti pasukan yang patroli di kawasan perbatasan Lebanon-Israel, maka dirinya juga bertindak ekstra hati-hati untuk memotret.
"Sambil jalan, saya memotret di dalam kendaraan, tapi sehabis memotret, kamera langsung saya masukkan ke dalam tas lagi. Begitu seterusnya, saya berusaha mengontrol diri untuk keamanan," timpalnya.
Dengan kehati-hatian dan pendekatan itu, prajurit Marinir yang bermukim di Gresik itu mengaku dirinya mampu menghasilkan 183 tulisan/berita dan ratusan foto yang dikirim ke Bagian Penerangan Korps Marinir dan ANTARA.
"Orang-orang Lebanon akhirnya paham dengan tugas saya, karena itu saat saya memotret dengan kamera besar ketika diundang ke acara mereka, seperti pernikahan, maka mereka percaya," tukasnya.
Hal yang berkesan di hatinya, ternyata situasi di Lebanon itu tidak segenting yang dibayangkan sebelum dirinya ke kawasan konflik itu. "Hanya saja, orang Lebanon dan Israel memang sama-sama temperamental," ucapnya. (ANT)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012