Singapura (ANTARA) - Kurs dolar AS goyah pada perdagangan Jumat pagi, menuju minggu stabil pertama dalam tiga minggu di sesi Asia, ketika para pelaku pasar menunggu rilis data pekerjaan AS hari ini yang bisa dipakai sebagai petunjuk tentang seberapa jauh dan cepat Federal Reserve dapat menaikkan suku bunga.
Pasar telah mengunci kenaikan Fed 50 basis poin berturut-turut pada Juni dan Juli, tetapi dolar telah didorong minggu ini oleh ketidakpastian tentang apa yang terjadi setelah itu.
Dolar AS naik sepanjang awal pekan di tengah kegelisahan bahwa rekor inflasi tinggi di Eropa adalah pertanda dari suku bunga yang lebih tinggi secara tajam di mana-mana. Tapi dolar jatuh semalam dan saham-saham reli karena data ekonomi AS yang beragam mempersuram prospek.
Dolar kehilangan sekitar 0,9 persen terhadap euro pada Kamis (2/6/2022), jatuh ke 1,0750 dolar per euro. Dolar jatuh lebih jauh ke 1,0760 dolar per euro di awal sesi perdagangan Asia yang menipis oleh liburan di China dan Hong Kong. Liburan di Inggris juga kemungkinan akan menipiskan perdagangan London.
Dalam aktivitas yang ringan, dolar kehilangan sekitar 0,5 persen terhadap yuan di perdagangan luar negeri hingga mencapai 6,6170 yuan.
"Pasar ekuitas didorong lebih tinggi," kata Chris Weston, kepala penelitian di broker Pepperstone di Melbourne. "Saya pikir pasar ekuitas secara efektif adalah kudanya dan dolar dalam hal ini adalah gerobaknya."
Indeks S&P 500 naik 1,8 persen pada Kamis (2/6/2022).
Dolar Australia dan Selandia Baru yang sensitif terhadap risiko masing-masing naik lebih dari 1,0 persen semalam, mengikuti kenaikan saham. Setelah menembus resistensi di 0,72 dolar AS, Aussie naik tipis 0,1 persen ke level tertinggi enam minggu di 0,7280 dolar AS pada Jumat pagi.
Indeks dolar turun 0,1 persen pada 101,660 di awal perdagangan pada Jumat dan datar untuk minggu ini - menghentikan penurunan, menyusul dua kerugian mingguan berturut-turut lebih dari satu persen.
Yen telah terus berada di bawah tekanan oleh suku bunga super rendah di Jepang dan sedikit kemungkinan mereka mengikuti negara-negara lain yang lebih tinggi. Mata uang Jepang stabil di 129,80 per dolar pada Jumat pagi dan telah kehilangan 2,0 persen terhadap dolar minggu ini.
Data semalam menunjukkan kenaikan yang lebih rendah dari perkiraan dalam perekrutan swasta di Amerika Serikat bersama dengan penurunan mengejutkan dalam jumlah pengajuan tunjangan pengangguran.
Data penggajian non-pertanian (NFP) AS akan dirilis pada Jumat waktu setempat dan meskipun pasar dan bank sentral saat ini fokus pada inflasi, pasar tenaga kerja akan memandu ekspektasi upah dan sentimen tentang kekuatan ekonomi yang lebih luas.
"Untuk ekuitas saat ini, apa pun yang dapat dilihat sebagai pembatasan pengetatan Fed dapat dipandang sebagai mendukung," kata ekonom ING, Rob Carnell, menambahkan bahwa obligasi pemerintah dan pasar mata uang kemungkinan akan mengambil isyarat dari saham.
Sterling menahan kenaikan semalam di 1,2580 dolar. Di pasar uang kripto, bitcoin diperdagangkan di kisaran 30.000 dolar AS.
Baca juga: Dolar AS jatuh setelah investor beralih ke mata uang berisiko
Baca juga: Rubel melemah menuju 62 terhadap dolar, saham Rusia jatuh
Baca juga: Rupiah Jumat pagi menguat 39 poin
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022