Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan Prancis melakukan kerja sama dalam transformasi pendidikan vokasi, terutama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang kelistrikan, otomasi industri, dan energi terbarukan.
"Kerja sama ini telah berlangsung sejak 2019 lalu. Alhamdulillah sudah banyak yang sudah dilakukan, banyak sekolah yang sudah mendapatkan peralatan dengan biaya yang sudah disiapkan bersama antara Pemerintah Indonesia dan Prancis, " ujar Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti dalam selebrasi kerja sama Indonesia dan Prancis di SMKN 1 Cikarang Selatan, Jawa Barat, Kamis.
Ia mengharapkan kerja sama itu dapat dimanfaatkan sebagai momentum bagi SMK untuk melakukan transformasi.
Dengan bantuan peralatan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan vokasi dan lulusan.
"Fasilitas yang sudah disiapkan melalui kerja sama ini, merupakan peluang bagi SMK untuk mengambil bagian sebagai penyedia tenaga kerja di industri dengan skala internasional," kata dia.
Baca juga: Kemendikbudristek dorong lulusan SMK bersaing pada skala internasional
Melalui kerja sama tersebut, terdapat sebanyak 125 SMK Pusat Keunggulan Bidang Kelistrikan, Otomasi Industri, dan Energi Terbarukan yang mendapatkan bantuan peralatan.
Melalui kerja sama itu juga telah melatih sebanyak 630 guru dan 12.500 siswa SMK. Kerja sama tersebut menggandeng perusahaan asal Prancis, Schneider Electric.
Duta Besar Prancis untuk Indonesia Oliver Chambard mengatakan pihaknya memiliki komitmen dalam dunia pendidikan.
Menurut dia, sektor pendidikan tidak bisa diabaikan begitu saja karena berkaitan dengan masa depan jutaan siswa dan suatu bangsa.
Ke depan, pihaknya akan terus mendorong lebih banyak perusahaan asal Prancis yang berkolaborasi meningkatkan kualitas pendidikan SMK.
Baca juga: Kurangi impor alat, Kemendikbudristek dorong budaya riset vokasi
Baca juga: Kemendikbudristek dorong SMK PK lakukan inovasi
Pewarta: Indriani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022