Berdasarkan riset dan wawancara, film ini akan dibagi tiga sekuel. Pertama, sekuel saat Soedirman di Cilacap, yakni ketika dia terlibat aktif dalam gerakan kepanduan Hizbul Wathan dan aktif sebagai guru sekolah MuhammadiyahJakarta (ANTARA News) - Sejarah kehidupan dan perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman akan segera difilmkan pada Juli 2012 untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme, patriotisme, dan kepemimpinan bagi generasi muda.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Majelis Lingkungan Hidup dan Lembaga Seni Budaya, Syukriyanto AR, di Jakarta, Kamis malam, mengatakan, pembuatan film ini sangat tepat di saat bangsa Indonesia sedang mengalami krisis keteladanan.
"Kita butuh keteladanan pemimpin yang berintegritas, jujur, rela berkorban demi kemajuan bangsa, sebagaimana yang ditunjukkan oleh tokoh Jenderal Soedirman," katanya.
Koesyuliadi, yang juga penulis skenario film itu, menegaskan bahwa film Jenderal Soedirman ini berdasarkan riset sejumlah buku biografi Jenderal Soedirman yang ditulis oleh berbagai penulis.
Selain itu, katanya, pihaknya juga melakukan sejumlah wawancara dengan keluarga dan sahabat Jenderal Soedirman.
"Berdasarkan riset dan wawancara, film ini akan dibagi tiga sekuel. Pertama, sekuel saat Soedirman di Cilacap, yakni ketika dia terlibat aktif dalam gerakan kepanduan Hizbul Wathan dan aktif sebagai guru sekolah Muhammadiyah," katanya.
Kedua, sekuel Yogya yang akan menampilkan perjuangan Jenderal Soedirman saat di Yogya. Selain itu akan dipaparkan pertemuannya dengan Letkol Soeharto dan Sultan Yogyakarta.
Ketiga, sekuel gerilya yang akan menyajikan perjuangan gerilya Jenderal Soedirman pada saat Revolusi Kemerdekaan.
Pameran
Sementara itu Ketua PP Muhammadiyah Syukriyanto AR menyatakan, pihaknya juga akan menggelar pameran seni rupa bertema "Kepada Matahari" yang menampilkan 40 karya seniman Muhammadiyah yang digelar di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) Pasar Rebo Jakarta pada 9-11 Januari 2012.
Pameran yang akan dibuka oleh Ketua MPR RI, Taufik Kiemas itu, ujarnya, merupakan pameran yang ketiga setelah sebelumnya digelar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (2010) dan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (2011).
"Dengan digelarnya pameran seni rupa ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah sangat menjunjung tinggi karya seni yang dihasilkan oleh para seniman," ujarnya.
Ditegaskan Syukriyanto, pameran seni rupa ini dapat memberikan inspirasi dan membuka wawasan tentang seni dan budaya lewat lukisan dan kaligrafi.
(D009/E011)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012