dua kejadian bencana bisa terjadi secara bersamaan, cuacanya panas ditambah banjir, longsor dan sebagainya karena hujannya ekstrem
Jakarta (ANTARA) - Peneliti ahli madya di Pusat Riset dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengatakan masyarakat perlu mewaspadai potensi terjadinya banjir dan longsor serta hari-hari dengan suhu panas pada 2022.
"Ada peningkatan di tahun ini dua kejadian bencana bisa terjadi secara bersamaan, cuacanya panas ditambah dengan banjir, longsor dan sebagainya karena hujannya ekstrem. Mungkin itu yang harus kita 'aware' (waspadai)," kata Erma dalam Webinar Lesson Learned: Banjir Rob di Musim Kemarau yang diadakan oleh Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, yang diikuti di Jakarta, Kamis.
Erma menuturkan terhadap potensi bencana tersebut, masyarakat dan Pemerintah Indonesia harus mengantisipasi, membangun kesiapsiagaan dan melakukan mitigasi sejak Juni 2022.
Baca juga: BRIN lakukan modifikasi cuaca di Riau cegah karhutla
Ia mengatakan anomali iklim global yang terjadi saat ini berupa La Nina, Dipol Samudra Hindia atau Indian Ocean Dipole (IOD) negatif, Osilasi Dekadal Pasifik (Pacific Decadal Oscillation (PDO) negatif, peningkatan suhu permukaan di selatan Indonesia memberikan dampak terhadap peningkatan hujan selama musim kemarau basah sehingga kejadian banjir dan longsor juga dapat meningkat secara signifikan sepanjang 2022.
Selain itu, Erma menuturkan hujan dan angin ekstrem serta hari-hari panas berpotensi terjadi secara bersamaan di Indonesia pada 2022.
Fenomena IOD merupakan fenomena antara lautan dan atmosfer yang terjadi di daerah ekuator Samudera Hindia, yang memberikan dampak kekeringan ataupun peningkatan intensitas curah hujan.
Baca juga: BRIN akan lakukan operasi TMC Riau cegah karhutla
IOD negatif berdampak pada peningkatan curah hujan di Indonesia. Kombinasi antara La Nina dan IOD negatif menyebabkan curah hujan di Indonesia semakin tinggi pada musim ini.
Puncak musim kemarau di Indonesia pada 2022 diprediksi terjadi di Agustus 2022. Namun, pada saat itu, Erma mengatakan perlu waspada terhadap potensi kejadian banjir dan longsor karena pada Agustus 2022, IOD negatif sangat kuat atau mencapai intensitas maksimum sehingga meningkatkan curah hujan di Indonesia.
"Ada potensi La Nina, ada IOD negatif yang puncaknya akan mendekati Agustus 2022, mungkin tahun ini kita bebas dari kebakaran hutan dan lahan karena basah sekali bahkan di beberapa wilayah itu musim kemaraunya hilang, tapi di sisi lain kita harus siap-siap dengan banjir dan longsor," ujarnya.
Baca juga: Peneliti: Banjir rob ekstrem dipicu gelombang tinggi di laut
Di samping itu, Erma menuturkan perlu juga mewaspadai peningkatan suhu permukaan yang menyebabkan hari-hari panas, khususnya di selatan Indonesia.
"Di anomali bulanan itu sampai September, Oktober, November dari sekarang bulan Juni kita mengalami anomali suhu permukaan yang lebih tinggi dari biasanya khususnya di selatan Indonesia sehingga wajar ketika orang merasa gerah, cuaca panas," tuturnya.
Baca juga: BRIN dorong periset perempuan terus berinovasi dan ciptakan penemuan
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022