Jakarta (ANTARA News) - Anggota DPR dari Fraksi PKS Jazuli Juwaini minta dihentikannya pro kontra soal layak tidaknya mobil Kiat Esemka sebagai kendaraan dinas pejabat dan jangan ada politisasi berlebihan dari karya inovasi anak-anak bangsa tersebut.
"Mari kita sama-sama apresiasi karya ini dan mendorong pemerintah memfasilitasi pengembangan serta kelayakannya agar terwujud sebagai mobil nasional dan awal dari bangkitnya kemandirian industri otomotif dalam negeri," ujar Jazuli Juwaini di Jakarta, Kamis.
Ditegaskannya bahwa mobil jenis SUV Esemka tersebut menambah daftar prestasi anak bangsa dalam bidang teknologi, khususnya otomotif.
Menurut dia, setelah beberapa jenis mobil produksi nasional muncul dan kemudian tenggelam tak terdengar kabar beritanya, Esemka menjadi angin segar dan seakan mengingatkan kembali akan potensi dan kreativitas bangsa ini.
"Apalagi Esemka didisain dan diproduksi oleh siswa SMK yang memiliki modal kecil. Ini menjadi pelajaran untuk para pemangku kebijakan negeri kita. Dengan modal terbatas, siswa SMK mampu merakit mobil seperti itu," ujarnya.
Mobil Esemka memiliki kandungan lokal 80 persen, dibuat dan dirakit oleh siswa-siswa SMKN 2 Solo, SMKN 5 Solo, dan SMK Warga Solo yang didampingi oleh Kiat Motor, Klaten. Mobil Esemka ini benar-benar murni hasil karya anak-anak Indonesia.
Ditegaskannya bahwa pemerintah seharusnya langsung tanggap merespon potensi dan kreativitas anak bangsa ini dan jangan dikorbankan hanya karena kepentingan politik.
Lebih lanjut, anggota DPR RI Dapil Banten ini mengatakan, industri otomotif dalam negeri tidak bangkit-bangkit karena adanya berbagai hambatan terutama di level pengambil kebijakan. "Bisa jadi ada orang-orang yang selama ini menikmati keuntungan merasa terganggu jika industri dalam negeri bangkit," tuturnya.
Indonesia punya banyak SDM yang pintar dan kreatif serta diakui di dunia internasional. Ia mencontohkan di Honda, Toyota, dan Ford, banyak disainer dan SDM andalannya justru berasal dari Indonesia.
"Protonnya Malaysia saja sampai sekarang belum jelas keuntungannya, tapi mobil nasional Malaysia tersebut didukung oleh kebijakan pemerintahnya. Sama seperti Korea dan Jepang, pemerintah Malaysia sangat mendukung kemandirian industri otomotif," papar Jazuli.
Apabila mobil Esemka itu nantinya akan diproduksi secara massal, ia mengakui, memang membutuhkan uji kelaikan dan keselamatan terlebih dahulu.
Tapi, ia menambahkan, hal itu bukan berarti langsung menghentikan dan tidak mengapresiasi produk yang sudah dihasilkan anak-anak berprestasi ini.
"Malah pemerintah seharusnya memperbaiki dan memfasilitasi peningkatan kualitas mobil tersebut," demikian Jazuli.
(D011/A027)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012